Kapolres Beri Perhatian Serius Kasus Tragedi Bus Asli

Labuan - Kasus kecelakaan lalulintas yang melibatkan bus Asli Prima dengan pengendara sepeda motor dan pengguna jalan lainnya yang menewaskan 4 orang dan melukai 5 orang lainnya di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, pada Minggu (28/12/2014), mendapat perhatian serius Kapolres Pandeglang, AKBP Widiatmoko. 

Kapolres menyatakan, dirinya sangat menyayangkan kebiasaan dari supir bus yang meninggalkan kunci baik yang baru datang dari Jakarta atau yang tengah memanaskan mesin. 

“Saya sayangkan sekali di Pool itu kunci menggantung, katanya dah kebiasaan dari dulu, padahal kebiasaan itu sangat rawan sekali, karena bisa dicuri. Akibatnya, sekarang baru muncul dengan korban 4 meninggal dunia dan 5 luka-luka” tegasnya. 

Untuk itu, kedepan dirinya meminta pengawasan dari pihak terkait agar diintensifkan supaya tidak ada kejadian yang sama terulang kembali.
“Jangan dianggap itu hal biasa. Harus dirubah lagi sistemnya, pengawasannya juga dan tidak sembarang orang untuk masuk kedalam. Ini dikarenakan kurangnya pengawasan,” ujarnya. 

Kapolres menjelaskan, sejauh ini kasus kecelakaan Bus Asli masih diproses dan memasuki tahap penyelidikan. Pihaknya selain sudah menahan pelaku pengendara bus Asli Prima, Sumantri (16), juga sudah mengamankan beberapa barang bukti, diantaranya 1 mobil Angkutan Kota (Angkot) jurusan Labuan-Menes, 2 unit sepeda motor, 1 sepeda dan sudah memeriksa beberapa saksi mata. 

“Tersangka ini akan diperiksa oleh tim psikiater di Mapolda Banten, untuk memeriksa benar apakah anak ini sakit jiwa atau tidak. Termasuk pengurus dan supir asli kita periksa," ucapnya. 

Saat ditanya terkait siapa yang akan bertanggung jawab dalam kasus ini, Kapolres menyatakan, semua pihak baik pengurus Asli Prima, pihak terminal dan pihak terkait lainnya. 

“Minimal dari Perusahaan harus ada bantuan segi moril. Dirlantas dan Jasa Raharja juga pasti hadir untuk memberikan bantuan, meskipun pelakunya bukan supir ataupun karyawan dari Bus Asli Prima,” katanya. 

Sementara itu, Kepala Upt Terminal Bus Labuan, Sujai mengatakan, di setiap bus datang dari Jakarta, kuncinya selalu menempel dan tidak diambil dengan alasan mempermudah untuk mengeluarkan bus oleh pengurus. 

Terkait dengan status pelaku yang membawa bus tersebut, pihaknya mengaku tidak mengenali. Bahkan dirinya tidak mengetahui bagaimana pelaku bisa masuk dan membawa bus tersebut.
 



“Semua dari dulu setiap bus yang datang dari Jakarta, kuncinya selalu nempel. Alesannya untuk mempermudah mengeluarkan bagi pengurus. Saya juga entah dari mana orang tersebut, masuk tiba-tiba sudah ada di pengemudi. Kami tidak ada yang kenal sama pelaku,” ucapnya. (Mudofar/937)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.