Masyarakat di Pandeglang Semarakan Budaya Ngupat




KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Masyarakat khususnya kaum ibu di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, tengah disibukkan memasak kupat. Hal ini dilakukan biasanya pada hari ke-15 dan ke-16 puasa atau pada Senin (20/06) dan Selasa (21/06).

Tradisi itu dikenal dengan istilah Qunutan atau Kupat Qunutan. Ketupat-ketupat yang sudah matang dibawa ke masjid menjelang Salat Tarawih dan kemudian dibagikan kembali kepada jemaah usai salat berlangsung.

Salah seorang warga Kecamatan Labuan, Ijah menjelaskan, keluarganya sudah menjalankan tradisi itu sejak lama. Selain untuk dibawa ke masjid, ketupat-ketupat tersebut dibagikan kepada keluarga dan tetangga-tetangga dekatnya. Di masjid, ketupat-ketupat tersebut dikumpulkan dan kemudian dibagikan usai salat.

"Biasanya yang suka berebut ketupat di masjid adalah anak-anak kecil. Namanya juga anak-anak," kata dia.

Tradisi itu dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, serta waktu yang tepat untuk bersilaturahmi bersama tetangga. Qunutan itu juga, sambung dia, membuat masjid atau mushala yang mulai ditinggalkan jemaah karena kesibukan menyambut lebaran, kembali ramai.

Tradisi itu juga sebagai bentuk rasa syukur Umat Muslim karena berhasil menjalani separuh Ramadhan. Qunutan masih berlangsung hampir di seluruh wilayah Banten. Biasanya, ketupat yang didapat dari masjid tersebut dibawa ke rumah dan dimakan dengan sayur kulit tangkil atau opor ayam. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.