Petani Saat Ini Harus Mempunyai Inovasi


Gubernur Rano Karno berbincang dengan pendiri Jawara Banten Farm, Agis Aulia sambil melihat hasil bumi yang dihasilkan dari sektor pertanian. ( Foto radarbanten.co.id)

KRAKATAURADIO.COM, BANTEN - Profesi petani saat ini harus mempunyai inovasi. Hal ini dibutuhkan untuk dapat menyesuaikan pada perkembangan teknologi dan zaman. Berkaca pada itulah, peran pemuda dibutuhkan untuk dapat mengembangkan ekonomi di perdesaan, khususnya dalam mengembangkan profesi petani.

Pendiri Jawara Banten Farm, M Agis Aulia mengatakan, bahwa minat anak-anak muda untuk mengembangkan sektor ekonomi pertanian masih menjadi tantangan.

“Potensi pertanian di Banten itu masih sangat besar, cuma memang belum dioptimalkan secara maksimal. Untuk pengoptimalisasian potensi pertanian itu kan butuh teknologi dan inovasi,” kata pemuda asal Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang ini.

Agis melanjutkan, tantangan lain, tidak hanya membutuhkan inovasi, tetapi juga permodalan. Untuk itu, dibutuhkan langkah lain agar profesi tani bisa mendatangkan keuntungan.

“Kendala yang paling utama adalah masyarakat cenderung apatis dan tidak percaya terhadap program-program pertanian. Jadi yang pertama adalah harus terbuka dan membuat model bisnis pertanian yang modern dan tidak konvensional, ada pemasukan harian, mingguan dan bulanan sehingga menjadi petani itu menguntungkan,” kata sarjana pertanian dan peternakan Universitas Gajah Mada ini.

Agis mengungkapkan, Jawara Banten Farm didirikan pada 2013 sepulang dari UGM. Bersama rekan-rekannya, Agis memulai dengan mengembangkan peternakan kambing perah.

“Ternyata sampai hari ini jalan dan ada perkembangan. Kita juga mempunyai potensi kambing perah yang luar biasa,” katanya. 

Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian (Distanak) Provinsi Banten, Agus M Tauhid mengaku mendukung langkah tersebut. Menurutnya, langkah tersebut sebagai bentuk nyata gerakan pemuda dalam dunia agribisnis. 

“Kami dari Pemprov Banten berkomitmen untuk mengembangkan sektor pertanian dan peternakan. Untuk kelompok Agis, kami melalui kelompok Sarjana Membangun Desa (SMD) memberikan contoh bantuan permodalan untuk usaha tani ternak. Kedua kami juga mengembangkan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) terutama pada kelompok ternak kerbau. Kami ingin menciptakan para petani itu mendapatkan penghasilan harian, mingguan, bulanan, musiman dan tahunan,” kata dia. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.