Ribuan Pemuda Terindikasi Gay, Pemerintah Diminta Serius Untuk Bersikap


Screenshot sebuah grup tertutup di facebook yang diduga komunitas gay di Kabupaten Pandeglang. Saat ini grup tersebut sudah dihapus atau dinonaktifkan.

KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Ribuan pemuda di Kabupaten Pandeglang, terindikasi masuk dalam komunitas gay. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang pun diminta untuk serius dalam menanggapi hal ini, terutama terkait fenomena Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).

Salah satu anggota DPRD Pandeglang, Dede Sumantri meminta agar Pemkab segera bertindak untuk menindaklanjuti hal ini. Sebab, fenomena ini akan berdampak buruk terhadap masyarakat.

Hal ini menyikapi adanya temuan sebuah grup tertutup di facebook bernama Dunia Hompimpa (Gay Pandeglang) yang anggotanya mencapai 1.678. Saat ini, grup tersebut diduga sudah dihapus atau dinonaktifkan.

“Benar atau tidak anggota itu orang pandeglang atau bukan tapi ada sebuah warning bahwa komunitas itu ada di Pandeglang dan ini bertentangan dengan ajaran agama dan dapat mengakibatkan efek negatif lain khususnya bagi generasi muda,” ujar dia, Senin (22/01).

Ia meminta agar semua pihak untuk segera membuat regulasi menyikapi hal ini agar tidak menjadi fenomena yang nanti akan menjadi besar pengaruhnya.

“Ada dinas-dinas terkait, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Anak dan Perempuan untuk memberikan sebuah penyuluhan kepada generasi muda akan bahayanya seks bebas dan lain sebagainya. Kedua, bila perlu pemerintah menggaet majelis ulama dan ustadz untuk memberikan pencerahan akan bahayanya LGBT menurut agama, negara dan kesehatan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pandeglang, K.H Khozinul Asror mengatakan, faham terkait fenomena tersebut sudah jelas dilarang dan tidak sesuai dengan lima prinsip dasar yang diajarkan oleh Islam.

“Yang pertama itu Islam adalah menjaga agama. Jelas yang begitu merusak agama, kedua adalah menjaga akal. Mau dikemanakan akal kita itu. Ketiga adalah menjaga keturunan. Mau dapat keturunan dari mana model gay seperti ini. Keempat menjaga jiwa. Merusak jiwa itu, jadi jiwanya sudah sakit itu. Kalau orang sehat gak bakal seperti itu, dan terakhir itu menjaga harta. Secara otomatis orang seperti itu tidak menjaga harta, pasti merasa ketagihan, jor-joran dan mencari sesuatu yang mereka inginkan,” ujar dia.

Wakil Ketua Tanfidziyah pengurus wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Banten ini, juga meminta agar pemerintah segera menyikapi hal ini. Apa lagi Pandeglang merupakan Kota Santri.

“Kita mengusulkan kepada pemerintah bisa dan mampu meminimalisir supaya bangsa dan negara ini, khususnya Pandeglang tidak terlalu banyak orang-orang seperti itu masuk ke daerah kita sehingga tidak terjadi dekadensi moral. Kalau akhlak sudah turun apa yang mau dicapai oleh mereka itu,” ujarnya.

Selain itu, masyarakat serta orangtua juga harus menjaga dan memperhatikan pergaulan dan kegiatan sosial para anaknya.

“Peran orangtua itu adalah pengawasan yang pertama di orangtua di keluarga, harus itu. Bisa jadi mereka itu tanpa pengawasan orangtua, sehingga tidak tahu anaknya berbuat seperti itu,” imbuh dia. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.