Jumlah Relawan Bencana Masih Kurang Ideal

Sesi foto bersama dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) peningkatan Sumber Daya Manusia relawan kebencanaan di Kabupaten Pandeglang, bertempat di pantai pasir putih duo, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Senin (22/10/2018).
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Kabupaten Pandeglang mempunyai potensi bencana alam mulai dari banjir, longsor, kekeringan, kebakaran, angin kencang sampai dengan tsunami. Bahkan, dalam bencana angin kencang yang melanda wilayah kota Pandeglang pada pekan lalu, membutuhkan banyak relawan untuk membantu memulihkan aktivitas warga, mengingat banyak pohon tumbang yang menghalangi badan jalan dan berbagai fasilitas umum yang rusak.

Untuk itu dibutuhkan ratusan relawan yang dapat membantu peran pemerintah dalam menanggulangi bencana di daerah berjuluk ‘kota sejuta santri seribu ulama’ tersebut.

Menjawab hal ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan perekrutan sekaligus bimbingan teknis (Bimtek) peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) relawan kebencanaan.

Ada sebanyak 339 orang yang dilantik menjadi relawan. Mereka berasal dari perwakilan masing-masing Desa dan Kelurahan yang ada di 35 Kecamatan di Pandeglang.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Asep Rahmat mengakui bahwa jumlah penambahan relawan tersebut masih jauh dari kata ideal.

“Idealnya sih tidak cukup ya kalau kita berhitung ideal, namun sekali lagi untuk Kabupaten Kota termasuk Provinsi baru kami Kabupaten Pandeglang melaksanakan pembentukan relawan per desa 1 orang, kalau yang lain biasanya per kecamatan,” ujarnya dalam acara pelatihan relawan di Pasir Putih Duo, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Senin (22/10).

Asep menambahkan perekrutan ini sudah melalui proses seleksi, dimana setiap perwakilan Desa atau Kelurahan yang ikut merupakan hasil dari rekomendasi serta sudah diseleksi terlebih dahulu.

“Berdasarkan hasil seleksi, hasil seleksinya pun ada tahapannya. Tahapannya adalah usulan dari Desa kemudian direkomendasi oleh Kecamatan. Kami mengumpulkan itu semua. Selain itu persyaratannya usia, tidak masuk dalam anggota Parpol, tidak mencalonkan,” ungkapnya.

Menurut dia, kegiatan pelatihan relawan tersebut secara umum untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat terutama dalam penanganan bencana. Karena hampir semua bentuk potensi bencananya ada di Kabupaten Pandeglang.

“Penanggulangan bencana ini ada manajemen kebencanaan, manajemen kebencanaan itu sendiri ada tiga tahapan, pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. Nah sekarang ini pra bencana. Kita ketahui bahwa Pandeglang potensi bencananya luar biasa, dari total 14 bencana, 13 ada di Pandeglang,” ungkapnya.

Kekurangan ini pun disampaikan Dimyati Natakusumah. Menurut suami dari Bupati Pandeglang, Irna Narulita ini, idealnya setiap desa memiliki 3 sampai 4 orang relawan bencana yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing.

“Kalau menurut saya sebetulnya minimal per desa itu 2 atau 3 orang tapi ya tadi karena anggarannya terbatas jadi ya 1. Kenapa harus 2 sampai 3 orang supaya ada yang mencatat membukukan menginformasi dan mengajak masyarakat. Apalagi Pandeglang ini adalah daerah rawan bencana,” katanya.

Ia mengupayakan agar relawan bencana tersebut secara bulannya diberikan apresiasi yang dananya berasal dari Dana Desa.

“Ya kita berharap ada sekda (Sekretaris Daerah) ada dinas pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa (DPMPD) ada juga nanti kepala desa agar betul-betul dimasukan dalam anggaran desa. Supaya apa, supaya kebutuhan-kebutuhan mereka di Desa kan untuk membantu desa. Setelah dibentuk, terlatih, desa yang menggunakan sehingga ikut membantu desa,” paparnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.