Soal Debu dan Bau Menyengat, Ini Kata Manajemen PLTU

Manajemen PLTU Banten 2 Labuan menggelar forum diskusi mengenai soal debu dan bau menyengat di mess perumahan PLTU, Senin (02/09/2019).
KRAKATAURADIO.COM, LABUAN - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 2 Labuan, dalam beberapa waktu terakhir terlihat mengeluarkan debu dan bau menyengat yang berasal dari batubara yang dijadikan bahan bakar. Bahkan, cerobong asap PLTU juga sempat mengeluarkan asap hitam sejak adanya pemadaman listrik secara massal.

Menjawab hal ini, manajemen PLTU Banten 2 Labuan, mengundang sejumlah tokoh masyarakat, aparatur Desa Cigondang, Kecamatan Labuan dan awak media untuk meluruskan informasi tersebut.

Dalam forum diskusi yang digelar Senin (02/09/2019) di mess perumahan PLTU ini, Manajer Administrasi PLTU Banten 2 Labuan, M Suhada menjelaskan, asap berwarna hitam itu terjadi karena adanya gangguan pada sistem transmisi 500 KV, sehingga pembangkit listrik Jawa Bagian Barat trip atau shotdown yang menyebabkan black out. Namun pihaknya menjamin asap hitam tersebut dalam kondisi batas ambang mutu.

“PLTU Labuan berusaha bangkit kembali dengan melakukan start up unit. Start up unit menggunakan bahan bakar HSD atau solar, sehingga asap cerobong berwarna hitam,” terangnya.


Terkait adanya bau menyengat, kata Suhada, hal tersebut juga merupakan hal yang wajar karena penumpukan batubara. Penumpukan tersebut menghasilkan adanya panas dan sesekali mengeluarkan bau tidak sedap bahkan tidak heran mengeluarkan api.

“Bila reaksi oksidasi berlangsung terus menerus, maka panas yang dihasilkan juga akan meningkat sehingga dalam timbunan batubara juga akan mengalami peningkatan. Peningkatan suhu ini juga disebabkan oleh sirkulasi udara dan panas dalam timbunan tidak lancar sehingga suhu dalam timbunan akan terakumulasi dan naik sampai mencapai suhu titik pembakaran, yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya proses swabakar pada timbunan tersebut,” paparnya.

Ia berharap, dengan adanya forum diskusi tersebut, masyarakat sekitar dapat memahami dan tidak menyebarluaskan isu yang tidak benar adanya.


Sementara itu, Sekretaris Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Bahri mempertanyakan solusi dari PLTU untuk warganya yang terkena dampak polusi udara dari debu dan asap hitam.

“Untuk menyikapi permasalahan tersebut sejauh mana tindak lanjut dan pencegahan dari debu dan asap ini masalahnya setiap hari apalagi bulan-bulan ini,” kata dia.

Menjawab hal ini, M Suhada mengaku, PLTU sudah mengantisipasi hal tersebut. Pihaknya juga menjamin jika ada warga yang terkena dampak maka PLTU akan menyelesaikan masalah tersebut.

“Jadi sebetulnya semua itu sudah kita kita antisipasi karena itu tadi penanganan kita meminimalisir dengan pemasangan paranet atau atap yang terbuat dari plastik berwarna hitam yang berfungsi sebagai penghalang masuknya cahaya matahari atau hujan secara berlebih. Mengenai paparan sudah saya sampaikan rata-rata itu dibawah batas ambang mutu. Kalau ada rumah warga yang terpapar nanti kan kita bisa selesaikan,” imbuhnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.