Gunakan Ponsel saat Hujan Petir Terjadi, Amankah? Ini Penjelasan PLN

Ilustrasi hujan disertai petir.

KRAKATAURADIO.COM, LABUAN - Seorang kakek dan cucunya meninggal dunia akibat tersambar petir saat menonton televisi di dalam rumahnya di Kampung Bojong Canar RT 01 RW 01, Desa Dahu, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, Sabtu (07/11/2020) akhir pekan lalu.

 

Korban bernama Eman Sanjaya dan cucunya Adim Dawini. Berdasarkan informasi yang diperoleh, peristiwa itu terjadi pada saat hujan deras dibarengi petir melanda wilayah tersebut.

 

Saat itu, Eman tengah melihat televisi sedangkan Adim tengah mengoprasikan ponsel di dekat televisi. Kemudian terjadi sambaran petir yang diduga mengenai antena televisi korban. Aliran listrik petir tersebut kemudian menjalar ke booster dan kabel charger handphone milik korban dan mengenai kedua korban.

 

Apa yang dialami dua orang korban ini menimbulkan pertanyaan, apakah aman menggunakan ponsel pada saat cuaca mendung atau hujan disertai petir?

 

Manager PLN ULP Labuan, Bahniarno mengatakan, secara teknis petir bisa terjadi kala awan yang bermuatan negatif kemudian harus terlepaskan ke bumi yang bermuatan positif.

 

“Bagaimana muatan negatif itu bisa teralirkan ke bumi harus melalui perantara. Makanya ketika misalkan ada bangunan-bangunan tinggi disitu pasti ada penangkal petir atau penangkap petir,” kata dia didampingi bagian K3L PLN Labuan, M Rodi saat talkshow di Krakatau Radio, Senin (09/11).

 

Adapun, petir yang menyambar dalam kejadian yang terjadi di Kecamatan Cikedal akhir pekan lalu, diduga karena petir yang menyambar antena tv rumah korban. Diketahui tv tersebut dilengkapi booster. Diduga petir menyambar antena, kabel kemudian booster.

 

“Tapi kan contoh kasus yang kemarin ternyata itu warga tersebut memasang booster. Booster tersebut kan biasanya pakai power, pakai listrik, itu kan dicolokan ke terminal. Mungkin analisa kami tersambar petir tersebut menyambar ke antena, ke kabelnya terus ke booster. Booster itu kan tersambung dengan instalasi rumah. Karena kemarin beritanya juga yang main handphone itu sambil ngecas nah itu bisa jadi itu ada lonjakan arus atau tegangan tinggi dari petir tersebut menyambar ke hanphone. Sebenarnya bukan karena hanphone nya sih, karena memang posisinya mengecas handphone,” sambung M Rodi.

 

Rodi menjelaskan, perangkat elektronik termasuk ponsel dan laptop jika ditancapkan ke colokan akan berisiko jika digunakan saat petir terjadi. Oleh karena itu, ia meminta untuk menjauhi alat-alat tersebut.

 

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tidak memasang antena tv dekat dengan jaringan kabel atau tiang antena tv tidak lebih tinggi dari kabel jaringan PLN.

 

“Itu membahayakan warga tersebut apabila roboh atau menempel (ke jaringan). Sekalian menyampaikan bahwa antena tv itu jangan terlalu tinggi juga, kan sampai dengan melebihi jaringan kita itu kan sangat tinggi sekali. Kita kan 13 meter tuh, nah kalau misalkan antena tersebut lebih dari 13 berarti sangat tinggi kan. Nah itu kita imbau untuk diturunkan biasanya. Minimal kan kalau dia lebih pendek daripada jaringan PLN jadi nanti mungkin kalau ada petir menyambarnya ke jaringan PLN. Sedangkan jaringan kita sudah ada instalasi penangkal petirnya,” pungkasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.