Huntap Labuan Diresmikan, Penghuni Minta Akses Jalan

Kondisi jalan Hunian tetap (Huntap) di Kampung Sepen, Desa Banyumekar, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, saat diresmikan pada Selasa (22/12/2020),

KRAKATAURADIO.COM, LABUAN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang, meresmikan Hunian tetap (Huntap) bagi warga terdampak bencana tsunami di Kecamatan Labuan, Selasa (22/12/2020). Peresmian ini dilakukan tepat 2 tahun pasca kejadian tsunami yang terjadi 2 tahun silam.

 

Peresmian ini dihadiri Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB Rifai, Bupati Pandeglang Irna Narulita, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten Nana Suryana beserta penghuni Huntap di Kampung Sepen, Desa Banyumekar, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang.

 

Saat menyampaikan sambutan, Bupati Pandeglang Irna Narulita menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat melalui BNPB yang telah membangun Huntap dan membantu penanganan dampak kerusakan akibat bencana tsunami Selat Sunda di Pandeglang.

 

Namun, sambutan Bupati sempat di sela oleh masyarakat penghuni Huntap, agar akses jalan segera dibangun.

 

“Lalu untuk pembangunan masjidnya, apalagi ada lapangan nanti. Tempat pembuangan sampah dan kegiatan lainnya (masyarakat berteriak jalan) iya jalan, sabar. Makanya sabar. Insya Allah dengan la`in syakartum la`aziidannakum wa la`ing kafartum inna 'adzaabii lasyadiid. Kan didenger sama pak deputi, nanti kita atur supaya jalannya bisa lebih nyaman,” katanya.

 

Berdasarkan pantauan, akses jalan di Huntap Labuan memang masih berupa tanah becek karena baru diguyur hujan.

 

Menanggapi hal ini, Irna mengaku terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar sarana dan prasarana Huntap bisa segera dibangun.

 

“Ya tadi jalan dan lain sebagainya kita kolaborasi cantik dengan anggaran dengan pemerintah. Ada saling dari APBD pemprov Banten dari juga pemerintah pusat. Tapi jalan masuk kita anggarkan juga dari APBD,” tambah Irna.

 

Sementara itu, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB, Rifai mengatakan, pembangunan Huntap untuk korban tsunami di Pandeglang paling cepat dibangun, terkecuali korban tsunami di Desa Sumber Jaya Kecamatan Sumur.

 

Padahal menurutnya, bencana tsunami Selat Sunda merupakan bencana besar paling baru dibandingkan bencana tsunami di daerah lain seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Tengah yang terjadi di tahun 2018.

 

“Tentu sangat terharu, lebih dari kepuasan kita. Saya dari 2018 yang lalu kejadian bencana yang paling bontot adalah Selat Sunda dalam hal ini Pandeglang. Tetapi yang paling cepat selesainya ya ini, saya heran. Nah ini ada beberapa mekanisme pelelangan yang bagus yang kita kenal dengan swakelola tipe tiga. Jadi kontraknya jalan tetapi pengawasan masyarakat terhadap perjalanan pembangunan ini jalan, jadi gak semuanya masyarakat gak semuanya kontraktor,” ujarnya.

 

Selain itu, kata Rifai, kualitas kontruksi Huntap di Labuan memiliki kualitas yang baik. Sebanyak 208 Huntap yang diperuntukkan untuk korban tsunami yang sebelumnya menempati Huntara di Kampung Citanggok, Desa Teluk, juga terbilang sangat baik.

 

Untuk itu, ia meminta kepada para korban tsunami untuk menjaga Huntap dengan baik termasuk dilakukan penghijauan di areal Huntap. Selain itu, edukasi mitigasi bencana juga terus dilakukan pemerintah lantaran Pandeglang masuk daerah rawan bencana.

 

“Dipelihara dengan baik, kalau bisa ada penanaman juga. Terus upaya sosialisasi bagaimana mitigasi bencana ini mengingatkan bahwa ini kita daerah bencana, daerah gempa. Seingat saya kemarin pak Jenderal (Doni Munardo) juga menyampaikan 10 daerah yang terpapar tsunami dari 8 hingga 18 meter termasuk Banten. Ini jangan sampai kaget,” pungkasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.