Mengenal Kewedanaan Menes Yang Kini Menjadi Balai Budaya


Gedung Kewedanaan Menes yang kini menjadi Balai Budaya.

KRAKATAURADIO.COM, MENES - Kewedanaan Menes diresmikan menjadi Balai Budaya Menes dan galeri foto sejarah oleh Bupati Pandeglang, Irna Narulita pada Jumat (11/11/2016) malam. Sebelumnya, kondisi bangunan bersejarah ini sangatlah kumuh dan berantakan.

Bahkan, setelah bangunan yang terletak di Jalan Alun-alun Timur Menes, Kelurahan Purwaraja, Kecamatan Menes, Pandeglang ini tidak dijadikan lagi sebagai kantor Camat Menes, dijadikan sebagai tempat oleh para kaum muda untuk berbuat sesuatu yang negative, seperti berpesta minuman keras (miras) dan tempat prostitusi. Namun kini, gedung ini sudah terlihat bersih, rapi dan tertata dengan baik.

Hal ini tidak terlepas dari peran yang dilakukan oleh Ornamens (Orokna Menes). Sebuah perkumpulan atau komunitas anak muda asal Menes yang tergabung untuk kemajuan dan pemberdayaan masyarakat, khusunya para pemuda dan pemudi.

Terhitung, sejak bulan Juli 2016 sampai dengan saat ini, melalui gerakan swadaya dan gotong royong, Ornamens mampu merubah kondisi gedung Kewedanaan yang tadinya kumuh menjadi tempat yang lebih baik.

Saat ini, selain sebagai pusat kegiatan seni dan budaya, Balai Budaya Menes juga diisi dengan kegiatan yang lebih positif, seperti adanya kegiatan Kampung Inggris yang digelar setiap hari Sabtu, Taekwondo dan Pencak Silat di Hari Sabtu dan Minggu serta pelatihan musik bagi muda mudi.

Salah satu pengurus Ornamens, Oji Faoji mengatakan, peresmian Kewedanaan Menes menjadi Balai Budaya dan galeri foto sejarah diharapkan menjadi solusi berbagai persoalan yang ada di Menes.

“Jadi di Pandeglang balai budaya ada 2, di Pandeglang dan Menes. Jadi di hari-hari tertentu ada sekolah-sekolah yang berkunjung ke Balai. Nanti kedepan ini akan dijadikan sebagai tempat wisata sejarah yang ada di Kabupaten Pandeglang, karena memuat foto-foto zaman dahulu, termasuk foto zaman megalitikum,” ujarnya.

Diharapkannya, dengan diresmikannya Kewedanaan Menes sebagai balai budaya, mampu melestarikan seni budaya dan menjadi wadah pendidikan bagi warga di Kabupaten Pandeglang.

“Saat ini kita sedang sibuk membuat landmark untuk pembuatan tulisan Menes untuk balai budaya dan tahun depan direncanakan ada pembuatan taman budaya disekitar balai. Mudah-mudahan langkah yang kami lakukan, sedikit banyak dapat membantu melestarikan seni dan budaya yang ada di Pandeglang,” harap dia.

Untuk diketahui, bangunan Kewedanaan ini dulunya berfungsi sebagai gedung serba guna. Peruntukkan awal bangunan ini adalah untuk persiapan gedung dinas Bupati Caringin. Bangunan ini merupakan salah satu bangunan tua yang masih tersisa dari beberapa bangunan kolonial yang diperkirakan dibangun sekitar tahun 1848.

Arsitektur bangunan bekas Kewedanaan Menes ini merupakan gabungan antara arsitektur lokal berupa bangunan pendopo dan arsitektur kolonial yang diwakili oleh tembok-tembok berukuran tebal dan tinggi.

Bangunan ini memiliki ukuran luas 20 m x 22 m. Arsitektur lokal terlihat pada bentuk atapnya yang memanjang, yang biasa disebut dengan istilah limasan. Bentuk atap seperti ini banyak ditemukan pada bangunan-bangunan berarsitektur jawa. Terdapat dua bangunan tambahan pada bagian depan, yakni bangunan serambi, dan yang kedua menyerupai bantuk seperti koridor dan menyatu dengan bangunan utama.

Untuk menuju ke lokasi, dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum, dengan jarak dari Ibu Kota Provinsi Banten sekitar 51 km atau hanya sekitar 28 km dari Ibu Kota Kabupaten pandeglang. (Mudofar/Humaspdg)

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.