Mencipta Lagu Anak-anak, Panggilan yang Tak Kalah Mulia di Era Kini

Di zaman dengan semua akses informasi terbuka luas, termasuk bagi anak-anak, membatasi mereka untuk hanya mengonsumsi materi yang sesuai usia mereka, termasuk lagu, adalah hal yang hampir mustahil. Kalau pun kita dapat membatasi akses informasi mereka selama di rumah, di tempat lain akan lebih sulit, bahkan mungkin sia-sia. Apalagi akses terhadap lagu dewasa yang materinya tidak sesuai dengan perkembangan mental anak-anak begitu mudah didapat.

Padahal lagu telah lama menjadi salah satu cara yang ampuh untuk menyampaikan sebuah pesan, termasuk pesan untuk anak-anak kita. Masalah muncul ketika Indonesia kini sedang krisis lagu anak-anak, regenerasi pencipta lagu untuk anak-anak seolah terhenti. Situasi saat ini menimbulkan tantangan baru untuk menyediakan stok lagu anak yang baik. Kini timbul kebutuhan dan keharusan akan adanya para pencipta lagu anak yang dapat memproduksi lagu-lagu yang layak untuk anak-anak.

Membuat lagu anak-anak yang sesuai dengan perkembangan anak, kini menjadi tugas mulia bagi siapapun yang pedulu masa depan anak-anak kita. Berangkat dari kepedulian tentang kondisi lagu anak saat ini, Kompas Gramedia kembali menggelar rangkaian acara lomba cipta laguDendang Kencana, yang sudah vakum selama 21 tahun terakhir. Acara ini diberi tajuk “Lagu Untuk Anakku – Dendang Kencana 2017”.

Rangkaian acara Dendang Kencana ini diisi dengan empat kegiatan utama, yaitu Workshop Cipta Lagu Anak, Lomba Cipta Lagu Anak, Workshop Musik & Vokal, hingga Lomba Paduan Suara TK-SD. Pengumuman lomba cipta lagu akan dilakukan pada Kamis (27/7/2017) di Bentara Budaya Jakarta.

Kondisi seperti ini juga menjadi perhatian dari psikolog Ratih Ibrahim saat dihubungi terkait krisis lagu anak. Ratih direncanakan akan turut hadir dalam acara Penganugerahan 20 Lagu Anak Dendang Kencana 2017, bersama dengan Dian HP, Chicha Koeswoyo, dan Tohpati. “Music speaks louder than words! Musik bisa berbicara lebih kencang dibanding kata-kata, dan anak bukan orang dewasa mini. Karena itu, ciptakan lagu anak yang benar. Lantunkan lagu untuk anak agar anak tumbuh dengan wajar sesuai usianya,” papar Ratih.

Senada dengan Ratih, penata musik dan komposer yang terlibat langsung dalam program “Lagu Untuk Anakku – Dendang Kencana 2017”, Dian HP, memaparkan “formula” penting terkait mencipta lagu anak. ”Lagu anak yang baik itu mudah dinyanyikan dan memiliki nada yang gampang diikuti anak-anak, sehingga mudah dihafalkan. Sarana yang baik untuk pendidikan anak-anak,” kata Dian.

Dian HP menjadi narasumber ahli untuk workshop “Cipta Lagu Anak - Dendang Kencana 2017” bersama dengan pengajar Seni Musik Universitas Negeri Jakarta, Caecilia Hardiarini. Workshop telah diselenggarakan di lima kota khusus untuk para guru yang digelar dalam rentang Mei-Juni 2017.Caecilia Hardiarini berharap, para guru dapat menciptakan lagu anak yang baik dan sesuai dengan perkembangan mental anak-anak. “Tidak bisa asal buat saja, atau asal ganti lirik lagu orang. Harus bisa menciptakan lagu baru yang sesuai kaedah musik dan juga pendidikan,” jelas Caecilia.

Orangtua juga perlu mendorong anak-anak untuk bermusik, menyanyi, dan menari serta pada tingkat selanjutnya dapat mencipta. Selera anak-anak pada hari ini sudah berubah mengikuti perkembangan zaman sehingga menimbulkan tuntutan pada orang tua, khususnya pada para pencipta lagu, untuk memberikan materi musik dan lagu yang bergizi sesuai dengan usianya.

“Sangat penting memberikan notasi yang indah bagi anak-anak sejak usia dini karena akan berpengaruh pada mental dan kejiwaannya saat dewasa nanti,” ungkap Yuke Sampurna, basis Dewa19, saat diminta komentarnya soal lagu anak.

Harapan peserta lomba
Seorang peserta lomba cipta lagu yang juga guru TK dan SD St Ursula Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Agustinus Kusni Hartono, mengatakan, dirinya merasa perlu untuk ikut lomba cipta lagu karena merasa tertantang.
“Saya ingin uji kemampuan saya, apakah lagu anak ciptaan saya sudah memenuhi kriteria sebagai lagu anak yang baik atau belum,” katanya.

Ia juga merasakan keprihatinan terhadap fenomena krisis lagu anak saat ini. Tak bisa dibantah lagi, anak-anak kini justru akrab dengan lagu-lagu dewasa.
“Selain melodi dan jangkauan notasinya kurang sesuai, lagu-lagu orang dewasa pada umumnya berkisah tentang kehidupan orang-orang dewasa. Jadi liriknya sangat tidak sesuai dengan dunia anak dengan masa tumbuh kembang anak-anak,” kata Agustinus.

Ke depannya, dia berharap anak-anak dengan suka hati mau mencintai dan menyanyikan lagu anak-anak. “Semoga ada dukungan dari lingkungan keluarga dan juga dari media untuk memberikan perhatian lagi pada program khusus anak-anak. Jika di lingkungan sekolah, misi itu memang sudah menjadi tugas saya sebagai seorang guru seni suara,” katanya.

Dari workshop lomba cipta lagu, tercipta 37 lagu anak yang diikutsertakan dalam Lomba “Cipta Lagu Anak - Dendang Kencana 2017” yang diselenggarakan Kompas Gramedia. Pengumuman pemenang lomba akan dilakukan pada 27 Juli 2017 di website www.bentarabudaya.com.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.