Harga Beras di Pasar Labuan Sentuh Rp 12 ribu/liter



Harga beras di Pasar Labuan, Kabupaten Pandeglang mencapai Rp 12.000/liter untuk beras pandan wangi, Rabu (10/01/2018). Kenaikan harga beras sudah terjadi sejak akhir tahun 2017 lalu.
KRAKATAURADIO.COM, LABUAN - Harga komoditi utama masyarakat sehari-hari yakni beras mengalami kenaikan diangka Rp 1.000 hingga Rp 2.000. Harga tersebut sudah mengalami kenaikan sejak akhir tahun 2017 lalu.

Kenaikan ini dikeluhkan para pedagang beras dan masyarakat. Salah satu pedagang beras di pasar Labuan, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, H. Ade Masruri mengatakan, saat ini ia menjual beras termurah diharga Rp 10.000/liter. Sedangkan kualitas medium atau beras IR biasa dijual dengan harga Rp 11.000. Sementara untuk jenis beras premium atau pandan wangi dijual seharga Rp 12.000/liter.

"Beras pandan wangi Rp 12.000, super biasa Rp 11.000 dan beras gabah stokan Rp 10.000. Naiknya kalau harga pas lagi murahnya itu (beras gabah stokan) Rp 7.500, yang ini (beras super biasa) Rp 9.000 kalau yang pandan wangi Rp 10.000," kata dia kepada krakatauradio.com, Rabu (10/01/2018).

Ade menyebutkan, kenaikan ini disebabkan pasokan yang berkurang lantaran banyak petani yang belum melakukan panen.

"Stok gabah dikita habis, pengambilan gabah diluar. Terus memang setiap tahun itu ada panen raya dan panen biasa. Kalau ada panen raya biasanya setahun 2 kali, dibulan 3 dan dibulan 7. Dan dibulan 7 merangkak lagi harga naik dan turun lagi dibulan 3,” terang dia.

Ia menambahkan, harga beras sudah mengalami kenaikan dari sebulan lalu atau di akhir tahun 2017. Ia memprediksi jika tidak ada kontrol dari pemerintah mengenai kenaikan ini, maka harga beras akan terus terjadi sampai dengan bulan Februari.

"Ini belum puncaknya. Kalau tidak ada kontrol di pemerintah, sepertinya puncaknya sampai bulan 2 awal sampai tanggal 15an," bebernya.

Namun meski harga beras melonjak, menurut Ade, tidak memengaruhi terhadap penjualannya. Karena ia mengaku, pelanggannya masih tetap membeli kendati harga meningkat.

"Malah semakin kenceng (pembeli) karena berasnya lagi sulit. Kalau beras begini (pasarannya). Kalau lagi panen, pembeli sepi karena pedagang banyak. Tapi kalau lagi mahal untuk pedagang pasar itu punya keuntungan tersendiri, karena pembeli ke pasar. Bahkan yang keliling ke kampung itu belinya ke toko dipasar," ujar dia.

Sementara itu, salah seorang pembeli beras, Mimin meminta agar pemerintah untuk segera turun tangan menstabilkan harga beras. Hal ini dikarenakan, harga bahan pokok tersebut terlalu tinggi bagi masyarakat kalangan bawah.

"Mahal pak, apalagi kalau dirumahnya banyak yang mesti dikasih makan. Beli 2 liter juga harus mikir lagi, karena bahan yang lain akhirnya gak kebeli," tuturnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.