Jumlah Badak Jawa di TNUK Capai 67 Individu



Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Mamat Rahmat dalam kegaitan Press Release hasil monitoring Badak Jawa Tahun 2017 di salah satu hotel di Pandeglang, Senin (26/02/2018).
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Keberadaan Badak Jawa (rhinoceros sondaicus) di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) berjumlah 67 individu. Jumlah itu terdiri dari 37 individu jantan dan 30 individu betina. Jumlah tersebut terbagi dari 13 badak usia anak dan 54 badak usia remaja-dewasa.

Hal itu diketahui dari press release Hasil Monitoring Badak Jawa Tahun 2017 oleh TNUK bertempat di salah satu hotel di Pandeglang, Senin (26/02/2018).

Kepala Balai TNUK, Mamat Rahmat mengatakan, monitoring dilakukan dengan metode pemasangan video trap yang bekerja secara otomatis dengan sensor gerak pada lokasi yang sering dikunjungj badak jawa.

"Pada tahun 2017, sebagai lanjutan kegiatan pemasangan kamera video di tahun 2016 dengan 100 kamera video trap yang ditempatkan di semenanjunh ujung kulon yang menjadi habitat badak jawa di TNUK. Selama proses kegiatan antara bulan Januari sampai dengan Desember 2017 diperoleh sebanyaj 36.797 klip video yang terdiri dari 736 klip video badak jawa. Dari hasil identifikasi klip video, badak jawa yang terekam kamera video trap sebanyak 57 individu," ujar dia.

Mamat menjelaskan, selama periode pengamatan tahun 2017, sebanyak 10 individu badak jawa tidak terekam kamera vidoe trap.

"Nama-nama badak yang tidak terekam video yaitu Kasih dan Wira yang merupakan induk dan anak di wilayah Cigeunter, Ratu dan Satria pergerakannya di wilayah Cikeusik, Srikandi di Citadahan-Cibunar, Sari di Cikeusik, Tiara di Cigeuter, Rimbani di Cikeusik, Rimbani di Cikeusik, Melati di wilayah Rorah Bogo dan Ratih di wilayah Citadahan," tambah dia.

Tidak ditemukannya 10 individu badak jawa itu, dijelaskan Mamat, dimungkinkan karena badak tersebut berpindah jalur sehingga berada diluar jangkauan kamera.

"Selain itu dari 100 kamera yang dipasang hanya 50% yang aktif dan masih bagus kameranya dan sisanya rusak sehingga berpengaruh pada hasil clip video badak jawa. Selain itu hasil pemantauan lapangan tim monitoring tahun 2017 tidak ditemukan adanya tanda-tanda kematian badak jawa," ungkapnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.