Anak yang Sering Dipukul Tumbuh Bodoh
KOMPAS.com – Menghukum anak dengan cara memukul dan menjewermemang sangat ampuh untuk membuat anak yang berulah untuk diam dan nurut. Namun, hati-hati untuk orangtua yang menerapkan pukulan sebagai
metode pola asuh anak. Sebab, cara tersebut bisa membuat anak Anda besar
menjadi manusia bodoh.
“Semua orangtua ingin memiliki anak cerdas,” sebut peneliti bernama Murray Straus dari University of New Hamphsire. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa memukul anak bukan jalan keluar dalam mendisplinkan perilaku anak yang kurang baik,” imbuhnya. Hasil penelitian Straus dan tim hanya memperlihatkan asosiasi antara pukulan pada anak dan tingkat kecerdasan.
Strauss menjelaskan bahwa memang benar tingkat kecerdasan seseorang dipengaruhi genetis dan latar belakang keluarga. Namun, dia yakin, pukulan pada anak di masa tumbuh kembang sangat mempengaruhi mentalitas anak.“Anda bisa mengatakannya, Anda bisa membuktikannya, tapi saya rasa penelitian ini menegaskan, pukulan mengakibatkan perkembangan mental anak berjalan lambat,” pungkasnya pada situs LiveScience.
Strauss and koleganya, Mallie Paschall, di Pacific Institute for Research and Evaluation di Maryland, AS, meneliti sampel representatif dari dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 806 sampel anak-anak usia dua hingga empat tahun. Lalu, kelompok kedua terdiri dari 704 sampel anak-anak, usia lima hingga sembilan tahun.Para peneliti menganalisa dan mempelajari tingkat kecerdasan seluruh sampel anak selama empat tahun.
Seluruh anak di kedua kelompok memperlihatkan peningkatan kecerdasan, tetapi sejumlah anak di kelompok pertama yang mengaku sering dipukul orangtua, memiliki IQ lebih rendah lima poin ketimbang anak yang tidak dipukul. Kemudian, anak-anak dikelompok kedua yang mengaku sering dipukul, peneliti menemukan tingkat kecerdasan mereka 2,8 lebih rendah,dibandingkan anak-anak yang tidak dipukul oleh orangtua.
“Semua orangtua ingin memiliki anak cerdas,” sebut peneliti bernama Murray Straus dari University of New Hamphsire. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa memukul anak bukan jalan keluar dalam mendisplinkan perilaku anak yang kurang baik,” imbuhnya. Hasil penelitian Straus dan tim hanya memperlihatkan asosiasi antara pukulan pada anak dan tingkat kecerdasan.
Strauss menjelaskan bahwa memang benar tingkat kecerdasan seseorang dipengaruhi genetis dan latar belakang keluarga. Namun, dia yakin, pukulan pada anak di masa tumbuh kembang sangat mempengaruhi mentalitas anak.“Anda bisa mengatakannya, Anda bisa membuktikannya, tapi saya rasa penelitian ini menegaskan, pukulan mengakibatkan perkembangan mental anak berjalan lambat,” pungkasnya pada situs LiveScience.
Strauss and koleganya, Mallie Paschall, di Pacific Institute for Research and Evaluation di Maryland, AS, meneliti sampel representatif dari dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 806 sampel anak-anak usia dua hingga empat tahun. Lalu, kelompok kedua terdiri dari 704 sampel anak-anak, usia lima hingga sembilan tahun.Para peneliti menganalisa dan mempelajari tingkat kecerdasan seluruh sampel anak selama empat tahun.
Seluruh anak di kedua kelompok memperlihatkan peningkatan kecerdasan, tetapi sejumlah anak di kelompok pertama yang mengaku sering dipukul orangtua, memiliki IQ lebih rendah lima poin ketimbang anak yang tidak dipukul. Kemudian, anak-anak dikelompok kedua yang mengaku sering dipukul, peneliti menemukan tingkat kecerdasan mereka 2,8 lebih rendah,dibandingkan anak-anak yang tidak dipukul oleh orangtua.
Tidak ada komentar