Tren Berbahaya di TikTok , Minuman Dicampur Boraks

Tren Berbahaya di TikTok , Minuman Dicampur Boraks



Krakatauradio.com, Jakarta - Melansir New York Post pada Kamis, 20 Juli 2023, tren TikTok berbahahaya berganti dan jenisnya makin beragam, mulai dari mengonsumsi boraks, bubuk cucian, hingga pestisida. Beberapa video di aplikasi itu menunjukkan orang-orang mencoba mengonsumsi zat-zat tersebut dengan menambahkan bubuk putih ke dalam smoothie atau kopi dengan tujuan meredakan gejala radang sendi, lupus, atau masalah kesehatan lainnya.

Namun, perlu diingat bahwa "boraks adalah senyawa beracun dan tidak boleh dikonsumsi," demikian disampaikan oleh Dr. Kelly Johnson-Arbor, seorang dokter toksikologi medis dan co-direktur di National Capital Poison Center, kepada Yahoo In the Know.

Johnson-Arbor menerangkan bahwa baru-baru ini konsumsi boraks menjadi populer di TikTok sebagai cara untuk mengobati peradangan. Namun, tidak ada bukti bahwa menelan boraks bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Boraks adalah senyawa alami yang dikenal juga sebagai natrium borat, mengandung unsur boron, natrium, oksigen, dan hidrogen. Boraks bisa ditambang dari dasar danau kering.

Seiring waktu, orang menggunakan boraks sebagai aditif binatu, pestisida, pembersih rumah tangga, herbisida, dan untuk mengatasi saluran air yang tersumbat. Boraks juga dapat ditemukan dalam beberapa cat, produk jerawat, dan produk perawatan mulut khusus, meskipun penggunaannya yang aman adalah hanya secara topikal dan tidak untuk ditelan.

Tidak diketahui secara pasti bagaimana mengonsumsi boraks menjadi tren online. Namun, beberapa sumber mengutip peneliti bernama Rex Newnham, yang pada 1990-an mempublikasikan karya yang mengajukan bahwa boron (salah satu unsur boraks) adalah mineral penting yang kurang tersedia dalam banyak makanan.

 

Tidak Ada Manfaat Sama Sekali

Faktanya, boraks berbahaya jika tertelan. Dampaknya bisa menyebabkan mual, muntah, diare, kemerahan pada kulit, ruam, rasa gelisah, kejang, depresi, dan bahkan kolaps pembuluh darah, menurut National Institutes of Health (NIH). Toksisitas boron juga bisa menyebabkan sakit kepala, hipotermia, gelisah, kelelahan, kerusakan ginjal, dermatitis, kebotakan, anoreksia, dan gangguan pencernaan.

"Pada bayi, konsumsi boron dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan anemia, kejang, kemerahan pada kulit, dan rambut rontok. Dosis boron yang sangat tinggi dapat berakibat fatal. Sebagai contoh, mengonsumsi 15.000 hingga 20.000 mg boron dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa," tambah NIH.

Bahkan pembuat 20 Mule Team Borax, US Borax, menyatakan di halaman Status FDA bahwa mereka tidak menawarkan produk apa pun yang disetujui atau dimaksudkan untuk digunakan sebagai bahan makanan, obat-obatan, atau sebagai bahan aktif over-the-counter (OTC), maupun sebagai bahan tambahan makanan atau bahan langsung dalam makanan.

Produk mereka jelas diberi label sebagai "BUKAN UNTUK PENGGUNAAN INTERNAL". Karena itu, tidak dimaksudkan untuk aplikasi terkait internal atau sebagai bahan aktif.

Boron adalah unsur yang ditemukan di tanah di seluruh dunia, namun tidak melimpah di negara dengan curah hujan yang tinggi. Negara seperti Brasil, Jepang, dan beberapa wilayah di AS memiliki tingkat boron yang rendah dalam tanah.

Sebaliknya, daerah gersang seperti California dan sebagian Turki, Argentina, Chili, Rusia, Cina, dan Peru memiliki tingkat boron yang tinggi dalam tanah, sehingga tanaman yang tumbuh di wilayah ini mengandung tingkat unsur yang lebih tinggi, menurut NIH.


Tren Mematikan Lainnya

Dilansir dari kanal Global Liputan6.com pada 18 Juni 2023, terdapat kasus seorang remaja perempuan Afrika yang berasal dari Republik Demokratik Kongo. Remaja itu dilaporkan meninggal setelah mencoba tren berbahaya di TikTok yang mengakibatkan dia meninggal tercekik.

Melansir dari media Mirror, Minggu (18/6/2023), Christy Sibali Dominique Gloire Gassaille yang berusia 16 tahun meninggal pada 27 Mei setelah bermain 'Scarf Game' di rumahnya. Permainan yang berbahaya, variasi dari Blackout Challenge (tren TikTok yang dulu sempat viral), melibatkan orang-orang untuk mengalungkan kain di leher mereka.

Hal tersebut dapat mengakibatkan rendahnya tingkat oksigen ke otak, menyebabkan kejang, cedera serius, dan bahkan kematian. Christy meninggal pada Mei lalu, dia dimakamkan di pemakaman Fleury les Aubrais dekat rumahnya di Orléans, Prancis, pada 7 Juni 2023.

Kemudian pekan lalu, seorang gadis berusia 11 tahun meninggal setelah ikut serta dalam game online yang serupa, dikenal sebagai 'Clonazepam Challenge'. Clonazepam biasanya digunakan untuk mengobati kejang, gangguan panik, dan gangguan kecemasan, di antara kondisi lainnya.

Korban game online ini pingsan di kelas setelah dia meminum dua pil pada 29 Mei lalu. Gadis sekolah itu didiagnosis mati otak di rumah sakit, tetapi meninggal karena pendarahan otak setelah dua hari dirawat. (Liputan6.com)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.