PGRI Labuan Gelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka

Kegiatan workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di gedung PGRI Labuan, Kabupaten Pandeglang, Rabu (31/08/2022).

KRAKATAURADIO.COM, LABUAN - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Labuan, bekerja sama dengan sekolah penggerak melaksanakan kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) bagi para guru Sekolah Dasar (SD) di Gedung PGRI Labuan, Kabupaten Pandeglang, Rabu (31/08/2022).

 

Ketua PGRI Kecamatan Labuan, Saepul Bahri mengatakan, kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 90 orang yang terdiri dari Kepala Sekolah (Kepsek) dan guru SD dari Kecamatan Labuan. Adapun yang menjadi narasumber yakni Kepsek sekolah penggerak, dan juga pengawas SD Kecamatan Labuan.

 

“Jadi kami harus menyampaikan bahwa Labuan ini tidak mau tertinggal oleh kecamatan yang lain bahwa kurikulum sekarang itulah kurikulum merdeka untuk meningkatkan pengetahuan guru itu sendiri,” kata dia ditemui di sela-sela kegiatan.

 

Untuk diketahui, Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) No 56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran (Kurikulum Merdeka) sebagai pedoman penerapan kurikulum baru di sekolah non peserta program sekolah penggerak menjelaskan, kurikulum merdeka merupakan kurikulum baru pada dunia pendidikan.

 

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, kurikulum ini mengacu pada pendekatan bakat dan minat dimana siswa dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya.

 

Saepul mengharapkan, hasil dari workshop ini para Kepsek dan guru mampu mengetahui gambaran umum dan kedepan dapat menerapkan kurikulum merdeka di sekolah masing-masing.

 

“Harapannya jadi semua guru-guru dan siswa di dinas pendidikan kecamatan Labuan ini ketika mereka sudah mendengar kurikulum merdeka tetapi kita tidak mendengar saja tetapi kita sudah tahu dan sudah melaksanakannya,” ujarnya.

 

Baca: PGRI Protes Tunjangan Profesi Guru Hilang di RUU Sisdiknas, Minta Pemerintah Kaji Ulang

 

Baca: Sampah Masih Menumpuk, Spanduk Ancaman Denda Rp 25 Juta Tidak Efektif

 

Sementara itu, pengawas SD Kecamatan Labuan, Icih Junarsih mengatakan, lewat workshop IKM ini diharapkan para undangan dapat mengetahui secara umum terkait dengan kurikulum merdeka.

 

“Diawali tentang pemahaman dulu tentang apa sih kurikulum merdeka itu. Nah ketika muncul pemahaman itu akhirnya mereka tergerak untuk melakukan atau mengaplikasikan di sekolah masing-masing. Karena jargon dari kurikulum merdeka itu ada 3 ya, tergerak, bergerak, dan menggerakan,” ucap dia.

 

Dalam workshop ini, dirinya berpesan agar para undangan mampu mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolah masing-masing. Meski begitu, penerapan ini tidak harus terburu-buru dilakukan, mengingat sekolah masih dapat memilih opsi kurikulum lain yang dianggap lebih cocok.

 

“Kemarin kan kita oleh pemerintah diberi 3 pilihan, ada kurikulum mandiri belajar, mandiri berubah dan mandiri berbagi. Untuk kategori-kategori itu saya sebagai pengawas mengingatkan kepada sekolah-sekolah untuk memilih mandiri belajar dulu artinya tidak punya kewajiban yang harus mempraktikan untuk tahun ini,” bebernya.

 

Selain itu ia berpesan kepada para guru untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Apalagi, era digital merupakan momen untuk mengubah mindset. Dimana guru harus bisa menggunakan berbagai media dan jangan alergi dengan teknologi.

 

“Ini salah satu bentuk apresiasi dan kepedulian kami sebagai pengawas untuk memacu, memotivasi guru agar mereka betul-betul peduli dengan adanya perubahan ini, jangan cuek bebek aja,” pungkas dia. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.