Kecam Aksi Tawuran Antar Pelajar, Bupati Pandeglang: Guru dan Orangtua Lakukan Pengawasan Ekstra

Ilustrasi.

KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengecam keras aksi tawuran antar pelajar yang akhir-akhir ini meresahkan masyarakat. Lantaran, dalam aksinya mereka kerap membawa senjata tajam berupa celurit.

 

Melalui postingan Instagram @irnadimyati, Bupati mengharapkan agar guru dan orangtua dapat melakukan pengawasan ekstra terhadap putra-putrinya baik di sekolah maupun dirumah.

 

Selain itu, Bupati perempuan pertama di Pandeglang ini meminta agar seluruh pihak untuk terus berkoordinasi agar kejadian ini tidak terus terulang.

 

“Terkait kenakalan remaja yang akan tawuran antar pelajar SMKN 2 Pandeglang dan SMK Walisongo, Sabtu 15 Oktober 2022 lalu. Saya selaku bupati Pandeglang, mengimbau dan mengecam keras kejadian tersebut. Selain dapat merugikan diri sendiri, orang tua, masyarakat, dan nama baik sekolah,” kata Irna.

 

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran Polres Pandeglang yang sigap dalam menjaga kondusifitas dan keamanan serta ketertiban masyarakat.

 

Baca: Alat Berat Diturunkan, Lautan Sampah di Pantai Teluk Labuan Akhirnya Diangkut

 

Baca: Pemkab Siapkan 13 Lumbung Sosial untuk Penanganan Bencana di Pandeglang

 

Untuk diketahui, sebanyak tiga pelajar di Kabupaten Pandeglang diamankan pihak kepolisian karena diduga hendak melakukan tawuran, pada Sabtu (15/10/2022) lalu. Video saat pelajar yang diamankan warga viral di media sosial.

 

Kapolres Pandeglang AKBP Belny Warlansyah mengatakan, kronologis peristiwa ini melibatkan 2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Pandeglang. Peristiwa tawuran itu bermula dari informasi yang diterima salah satu pelajar jika bakal ada penyerangan ke sekolah mereka yang berada di wilayah Kecamatan Menes dengan tujuan akhir di wilayah Carita.

 

Setelah mendengar sekolahnya hendak diserang, pelajar tersebut berniat menghadang mereka. Setelah mendapati kendaraan konvoi dari SMK 2 Pandeglang melintas akan tetapi anak sekolah Walisongo belum bersiap karena masih menunggu teman sekolah yang lainnya.

 

“Baru terkumpul 15 orang yang siap untuk kegiatan tawuran di sekolah SMKN Walisongo sehingga kegiatan menghadang anak sekolah gagal,” kata Belny.

 

Belny melanjutkan, setelah konvoi kendaraan bermotor dari SMKN 2 Pandeglang telah melewati SMK Walisongo dan tepatnya berada kampung Kadugadung, Desa Sindanglaya, Kecamatan Pagelaran, mereka bertemu dengan ketiga siswa dari SMK Walisongo yang sebelumnya sudah bersiap menghadang dan berniat tawuran.

 

“Dimana sudah di persiapkan satu buah senjata tajam jenis celurit,” ujarnya.

 

Lantaran jumlah dari siswa SMKN 2 Pandeglang terlalu banyak kurang lebih 40 siswa dengan menaiki satu truk dan 3 unit kendaraan bermotor, maka ketiga orang siswa dari SMK Walisongo tersebut melarikan diri.

 

“Selanjutnya diketahui warga sekitar yang berada di sekitar tempat kejadian dan diamankan dan selanjutnya pihak dari kepolisian sektor Pagelaran datang dan mengamankan,” tandasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.