Kesenian Dodod


Dodod merupakan seni pertunjukkan yang menggambarkan kegiatan masyarakat ketika menanam padi. Tampilannya berupa Tarian diiringi beberapa buah angklung dan Dog-dog (disebut masyarakat setempat “Dodod”). Gerakannya merupakan  peniruan dari gerak mencangkul, Tandur, Ngarambet (membersihkan rumput dengan tangan), Dibuat (Menuai Padi dengan ani-ani), mengangkut padi dan lain-lain. Dilakukan pria dan wanita dengan suka cita dalam irama yang dinamis.
Kesenian Dodod

Bentuk penyajian berupa tarian rampak diawali rajah  di panggung arena  ataupun  arak-arakan.
Pada permulaan tumbuh  ( 1740 ), seni Dodod merupakan media upacara ritual, dalam bercocok tanam, terutama  padi.  Disajikan bila masa panen tiba maka seni Dodod sering dipanggil untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan panen dengan hasilnya yang memuaskan.
Pada perkembangannya, seni ini juga dipergunakan sebagai sarana hiburan rakyat, seperti Upacara selamatan  Khitanan, Upacara Perkawinan dan sebagainya.

Tokoh Kesenian ini: Bapak Muhamad Djanar (121) selaku pimpinan grup Dodod Sanghyang Sri, kini diteruskan oleh Bpk Surani (40) di kampung Pamatang desa Mekarwangi Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang.


Peralatan yang dipergunakan : Dogdog Anting; Dogdog Antuk; Dogdog Dolongdong; Angklung Indung; Angklung Encok; Angklung Ketuk; Angklung Nyingnying; Dogdog Karuhun

Lagu-lagu Seni Dodod : Lagu Lutung Kasarung;  Lagu Jalan;  Lagu Japati Ngadu; dan Lagu Rereogan

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.