Kekeringan Makin Meluas, Warga Angsana Antre Air Bersih

Penyaluran air bersih di Desa Kadubadak, Kecamatan Angsana, Kabupaten Pandeglang.

KRAKATAURADIO.COM, ANGSANA - Kekeringan di Kabupaten Pandeglang makin meluas. Warga yang kekurangan air bersih pun telah diberikan bantuan sejak minggu yang lalu.

 

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Kabupaten Pandeglang, saat ini ada 10 kecamatan di Kabupaten Pandeglang yang dilanda kekeringan. Akibatnya lebih dari ribuan Kepala Keluarga (KK) dilanda kesulitan mendapatkan air bersih dan harus mendapatkan kiriman air.

 

Atas kondisi ini, relawan Kampung Siaga Bencana (KSB) Kabupaten Pandeglang juga telah berupaya membantu masyarakat yang kekeringan agar dapat dibantu distribusi air bersih.

 

Ketua Forum KSB Kabupaten Pandeglang, Beni Madsira mengatakan, kekeringan terjadi sejak sepekan yang lalu. Pihaknya mendapat laporan dari warga yang ingin dikirim air bersih lantaran sumur milik warga telah mengering dampak kemarau panjang.

 

Untuk itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD-PK dan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Berkah Pandeglang untuk mengirim air bersih, tepatnya di Desa Kadubadak, Kecamatan Angsana.

 

“Kami langsung bersurat dan bantuan air bersih dari pemerintah kabupaten Pandeglang melalui Perumdam tirta berkah direspon cepat. KSB mengajukan surat permohonan dan langsung hari itu juga dikirim air bersih, ada sekitar 680 kepala keluarga yang menerima,” kata dia, Rabu (23/08).

 

Baca: Waspada Kebakaran Saat Musim Kemarau, di Pandeglang Sudah Terjadi 45 Musibah di Kawasan Pemukiman

 

Baca: Ribuan Guru Madrasah Swasta Se-Indonesia Akan Lakukan Aksi Desak Pemerintah Tidak Diskriminasi

 

Ia menerangkan, warga langsung mengantre untuk mendapatkan air bersih. Proses pendistribusian ini dibantu aparat kepolisian dan TNI. Menurut dia, hampir seluruh kampung di Desa Kadubadak mengalami kesulitan air bersih.

 

“Di sini sumber mata air yang biasa digunakan warga mengalami kekeringan. Ada satu tapi warga harus antre ambilnya,” ujarnya.

 

Beni menerangkan, proses penyaluran bantuan air bersih harus berlangsung hingga malam hari karena tingginya kebutuhan air bersih warga. Sebelum adanya bantuan air bersih ini, warga terpaksa harus membeli air dari wilayah lain yang jaraknya cukup jauh hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

“Semoga dapat dimanfaatkan dengan baik oleh warga dan bisa mengurangi kesulitan,” imbuh dia.

 

Sementara salah seorang warga Desa Kadubadak, Heni mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan air tersebut. Mengingat saat ini sudah tidak ada lagi sumber mata air yang dapat dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari.

 

“Sudah beberapa bulan kami susah dapat air. Kalau mau ambil air jauh, pak. Ada di ujung sana,” tandasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.