PPDB Sistem Online Untuk SMP Belum Dapat Diterapkan

Ilustrasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Kabupaten Pandeglang nampaknya belum bisa menerapkan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara online. Pasalnya, perangkat diseluruh SMP di Pandeglang belum memadai.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pandeglang, Olis Solihin mengatakan, belum diberlakukannya PPDB secara online karena belum siapnya perangkat diseluruh SMP di Pandeglang. Mengingat biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit.

Selain perangkat, tambah Olis, siswa dan orang tua juga dianggapnya belum bisa jika aturan itu diberlakukan saat ini.

“Belum siap, karena kita kan masalah perangkat dan juga masyarakat di kita sendiri untuk daftar online itu belum semuanya siap,” ujar dia.


Kendati demikian, Dindikbud tetap menginginkan agar sistem penerimaan siswa tahun ajaran baru diberlakukan secara online ke depannya. Sambil Dindikbud pun akan meminta bantuan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Mungkin ke depan baru bisa dilakukan PPDB secara online. Kita coba minta bantuan ke Kemendikbud,” katanya.

Sementara ini lanjut Olis, pihaknya akan fokus pada sistem zonasi agar bagaimana sekolah tidak menerima siswa dari kecamatan lain. Karena menurut Olis, kini sudah tidak ada lagi istilah sekolah favorit.


“Contoh paling banyak siswa itu di SMP 1 Karangtanjung, jangan sampai nanti orang kecamatan lain jangan dulu daftar ke Karangtanjung minimal mereka ini wilayah zonasinya. Minimal siswa yang ada di wilayah kecamatan Karangtanjung itu harus daftar ke SMP 1, SMP 2, SMP 3 Karangtanjung. Saya tekankan ke kepala sekolah jangan dulu menerima orang itu daftar dari kecamatan Pandeglang, Majasari. Penuhi dulu,” terang dia.

Pihaknya telah berupaya memenuhi semua kebutuhan sekolah, baik dari segi kualitas pengajar maupun sarana prasarana. Hal itu terbukti dengan peringkat hasil UN SMP di Pandeglang tahun 2019 yang naik keurutan 6 di Banten, setelah sebelumnya menjadi juru kunci tahun 2018 lalu.

“Kita inginkan semua SMP baik lah, salah satu indikatornya UN yang tadinya kita peringkat ke 8 tapi dengan diberikan motivasi kepada kepala sekolah, guru dan pengawas akhirnya peringkatnya naik. Adapun dengan ada indikator ini UN nya sudah baik kemungkinan harapan kita jadi semua SMP ini standarnya sama,” imbuh dia. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.