Warga Pandeglang Masih Laksanakan Tradisi Berbagi Bubur Suro di 10 Muharram

Sejumlah ibu-ibu di Kampung Dayamekar, Desa Kalanganyar, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, membagikan bubur suro, Kamis (19/08/2021).

KRAKATAURADIO.COM, LABUAN - Warga muslim di Kabupaten Pandeglang, Banten, masih melaksanakan tradisi membuat dan berbagi bubur suro yang dilaksanakan tepat pada tanggal 10 Muharram atau Hari Asyura yang disunahkan menjalani puasa dan kerap dimaknai sebagai lebaran anak-anak yatim.

 

Salah satu yang masih melaksanakan tradisi itu, yakni ibu-ibu di Kampung Dayamekar, Desa Kalanganyar, Kecamatan Labuan, Pandeglang, Kamis (19/08/2021).

 

Salah satu ibu-ibu pembuat bubur suro, Tiah Sutiah mengatakan, warga di kampungnya terus menjaga tradisi tersebut agar tidak hilang. Sebab budaya ini penuh makna dan mengandung filosofi baik.

 

“Alhamdulillah warga kami tetap kompak, terus jaga tradisi ini. Bubur suro merupakan rasa syukur kepada Allah SWT atas berkah dan rezeki yang diperoleh dalam waktu setahun,” ujarnya saat membagikan bubur suro ke Krakatau Radio.

 

Baca: Ditagih Warga Pagelaran Tuntut Perbaikan Jalan, Ini Kata Anggota DPRD

 

Baca: Kado Kemerdekaan, 2 Anak Badak Jawa Terekam Kamera Pemantau di TNUK

 

Menurut dia, tradisi ini juga untuk mempererat silaturahmi, mendoakan alam dan seisinya, khususnya untuk keselamatan dan kesejahteraan warga.

 

Ia menerangkan, untuk memasak bubur suro, prosesnya dimulai sejak pagi hingga beberapa jam dengan cara gotong royong oleh warga, terutama ibu-ibu. Bahan baku yang dimasak adalah beras, kacang, dan bahan lainnya direbus dan diaduk secara terus menerus hingga tercampur rata. Selain itu biasanya ditambahkan toge dan sayuran lainnya seperti hidangan bubur sop.

 

Setelah bubur selesai dimasak, selanjutnya diletakkan dalam wadah. Makanan khas yang sudah ada sejak ratusan tahun ini kemudian didoakan sebelum dimakan bersama, dan dibagikan kepada warga. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.