Pemasangan Plang Rawan Tsunami Diprotes Warga Carita
Plang rawan tsunami yang terpasang di depan Perum Perhutani, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (27/01/2020). |
KRAKATAURADIO.COM, CARITA - Komunitas Peduli Pariwisata Carita (KPPC),
menolak keras adanya plang yang bertuliskan rawan tsunami yang dipasang di wisata
Pantai Carita, yang dipasang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Pandeglang. Keberadaan plang tersebut dianggap dapat menurunkan angka kunjungan
wisata.
Ketua KPPC, Franky Supriadi mengatakan, keberadaan
plang tersebut dirasa akan menurunkan angka kunjungan wisata. Plang tersebut
dilihatnya di depan Perum Perhutani, Carita, Senin (27/01) pagi.
“Pada dasarnya KPPC menolak keras dengan adanya
plang tersebut. Kalau isinya sih substansi isinya kita gak masalah tapi kalau
judulnya ini yang bikin masalah. Kita pasca tsunami baru mau berangkat berjalan
kok digegerkan dengan ada plang yang isinya anda berada di wilayah rawan
tsunami,” ujar dia kepada Krakatau Radio.
Plang berwarna kuning tersebut berisi tulisan anda
berada di wilayah rawan tsunami. Ada beberapa imbauan diantaranya:
1. Kenali jalur dan tempat evakuasi terdekat
2. Bila merasakan gempa bumi jangan panik, lindungi kepala
3. Bila gempa bumi terasa dari 20 detik
A. Segera evakuasi mandiri menjauhi pantai atau ke tempat yang lebih tinggi.
B. Hindari sungai dan jembatan
C. Setelah berada ditempat aman tunggu arahan selanjutnya dari aparat/BPBD/ BMKG
3. Bila gempa bumi terasa dari 20 detik
A. Segera evakuasi mandiri menjauhi pantai atau ke tempat yang lebih tinggi.
B. Hindari sungai dan jembatan
C. Setelah berada ditempat aman tunggu arahan selanjutnya dari aparat/BPBD/ BMKG
Menurutnya, plang
tersebut menjadi bahan perbincangan di kalangan pengelola wisata di kawasan Carita
dan masyarakat setempat. Plang itu, kata dia, dikhawatirkan menakuti para
wisatawan.
“Kalau
harfiah orang awam berfikirnya berbeda, berarti Carita itu rawan tsunami,
berarti momok menakutkan gitu, itu yang jadi masalah. Tapi kalau isinya its oke kita, itu imbauan dari
pemerintah. Harusnya bukan begitu, harusnya tidak menakuti, ini kan seakan-akan
menakuti,” terangnya.
Franky mengaku heran dengan pemasangan plang
tersebut. Karena hal itu tidak sejalan dengan program Kementerian Pariwisata dan
Dinas Pariwisata yang gencar menyatakan dan mempromosikan Selat Sunda Aman dan
Carita Aman.
“Kementerian bilang bahwa Carita aman, Selat
Sunda aman, hastagnya bikin aman dan aman tapi kok sekarang BPDB bikin plang
rawan tsunami. Kita gak nyaman gitu, ini bertolak belakang. Keduanya ini kayak
membunuh penghasilan masyarakat carita, seakan-akan orang kan kalau dengan di
statemen gitu kan dikultuskan bahwa tempat itu sudah jadi tempat berbahaya,
mana mau orang. Itu kan sama aja seakan-akan mengkultuskan menggarisbawahi
bahwa ini daerah rawan gitu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD
Pandeglang, Surya Darmawan saat dikonfirmasi, belum merespon panggilan telepon seluler
maupun membalas pesan WhatsApp. (Mudofar)
Tidak ada komentar