Batubara di Pulau Popole Akan Segera Dilakukan Pengangkutan

Proses penyortiran batubara di pulau Popole, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Jumat (16/05/2025).

KRAKATAURADIO.COM, LABUAN - Persoalan ceceran batubara di pulau Popole, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Pandeglang, akan segera diangkut setelah sebelumnya dilakukan proses sortir.

 

Diketahui, pada 2 Desember 2024, tumpahan 7.400 metrik ton batubara di perairan Popole Kecamatan Labuan, Pandeglang, telah mencemari laut dan merusak ekosistem pesisir serta terumbu karang.

 

Seiring waktu, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) turun ke lapangan guna melakukan investigasi. Proses selanjutnya dilaksanakan oleh PT. Matabima Bersama Indonesia (MBI) yang mendapatkan tugas untuk pengerjaan pengangkutan batubara dari pulau Popole menyeberang laut sampai lokasi daratan.

 

Direktur PT MBI, Juswono Budisetiawan mengatakan, sejak tanggal 11 April lalu, pihaknya memulai proses tersebut yang diawali dengan mengirim doa bersama tokoh agama dan masyarakat.

 

“Kemudian kita mulai bekerja bersama kelompok nelayan untuk melakukan pembersihan batubara yang dijaring agar lebih bersih tidak ada pasir dan karang yang terbawa dari pulau,” kata dia, Jumat (16/05).

 

Ia memperkirakan, proses itu akan memakan waktu sampai dengan bulan depan, yang telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dari propinsi maupun kabupaten.

 

“Teknis pelaksanaan sedang dipersiapkan dan didiskusikan lebih jauh, supaya kelompok nelayan lain bisa terlibat aktif juga dan untuk mengakomodasi kearifan lokal serta pengalaman nelayan lokal yang lebih tahu karakter laut Labuan,” ujarnya.

 

Baca: Pertama Kalinya, O2SN Cabor Karate di Labuan Diapresiasi

 

Baca: Nelayan Pandeglang Diberi Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 

Adapun, proses pemisahan batubara dengan pasir ini dilakukan dengan menggunakan air garam yang menghasilkan pasir tenggelam dan membantu bara mengapung. Sementara warga yang dilibatkan untuk membantu pekerjaan tersebut dilakukan pengecek kesehatan secara rutin sebelum kerja dan setelah kerja.

 

Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR RI, Arif Rahman turut berkomentar terkait belum ditanganinya tumpahan batubara dan tongkang yang mangkrak di sekitar pulau Popole, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Menurut dia, tumpahan batubara ini berdampak terhadap aktivitas nelayan.

 

“Saya berharap kepada pihak pembangkit PLTU Labuan di bawah PLN IP juga bertanggungjawab untuk mendesak pihak swasta perusahaan tongkang yang mengangkut batubara yaitu namanya tongkang titan 36 itu didesak untuk segera membersihkan batubara yang tumpah di perairan Labuan,” ucap dia.

 

Baca: Anggota DPR RI Desak Perusahaan Segera Bersihkan Batubara di Perairan Labuan

 

Wakil rakyat Daerah Pemilihan (Dapil) Pandeglang-Lebak ini menganggap, belum dilakukannya pembersihan batubara dan tongkang ini dapat mengganggu nelayan dalam mencari ikan dan berdampak terhadap penghasilan.

 

“Nah ini kalau sampai berbulan-bulan seperti ini kan ini menjadi pertanyaan, ada apa. Apakah ada kongkalingkong dengan dinas lingkungan hidup provinsi atau kabupaten atau dengan pihak-pihak lain. Nah ini harus diselesaikan segera agar masyarakat tidak bertindak secara sendiri,” tuturnya.

 

Politisi NasDem itu berharap seluruh pihak terkait dapat segera menyelesaikan pencemaran tersebut. Selain itu, tindak lanjut persoalan ini harus menggandeng masyarakat setempat.

 

“Karena bagaimanapun PLTU ini adalah sebagai proyek strategis nasional yang harus dijaga karena memang ini dampaknya akan luar biasa terhadap masalah listrik yang memang dialiri dari pembangkit sini. Makanya saya sebagai anggota dewan wajib untuk membantu masyarakat terutama nelayan, meminta tanggung jawab dari PLTU Labuan dan juga dinas lingkungan hidup kabupaten, provinsi, dan kementerian lingkungan hidup agar segera bertindak,” tandasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.