Dimyati Inginkan Irna Agar Jadikan Masyarakat Sebagai Tujuan



Bupati Pandeglang, Irna Narulita (paling kiri) bersama suaminya yang merupakan anggota DPR RI, Dimyati Natakusumah digandeng Pj Gubernur Banten, Nata Irawan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (batik) dan Kapolda Banten, Brigjen Lystio Sigit Prabowo pada saat perayaan Hari Jadi Kabupaten Pandeglang ke 143 di alun-alun Pandeglang, Sabtu (01/04/2017).

KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Dimyati Natakusumah menyampaikan kritik terhadap kepemimpinan Bupati Pandeglang, Irna Narulita yang tak lain adalah istrinya sendiri. Hal ini ia katakan secara langsung kepada Krakatau Radio, pada Jumat (28/04/2017).

Dimyati melihat, Irna yang seharusnya rutin dalam kegiatan keagamaan dan merangkul banyak tokoh agama di Kabupaten Pandeglang, sudah banyak berkurang dan hal ini, tambah dia, tidak sesuai dengan kultur Pandeglang yang dijuluki Kota Sejuta Santri Seribu Ulama.

(Baca: Mengejutkan! Dimyati Nyatakan Irna Sudah Keluar Dari Trek Sebagai Bupati Pandeglang)

Apa alasan ia menyampaikan kritikan tersebut?

Dimyati mengatakan, sebagai putra asli daerah, sudah seharusnya ia menyampaikan kritik jika memang kepemimpinan Bupati Pandeglang tidak sesuai dengan trek yang diharapkan.

“Saya sudah koreksi dari enam bulan lalu walaupun ibu sebagai istri kan. Artinya sebagai kepala pemerintah kan ada lingkup-lingkupnya begitu kan. Nah tidak gampang juga mempengaruhi, nah malah saya melihat biasanya hatam Qur’an nah ini hatamnya. Nah ini yang saya lihat, waduh ini bisa melenceng jauh. Pandeglang ini kan daerah santri dan ulama maka oleh sebab itu saya berharap ibu harus dekat dengan masyarakat. Apa yang saya lakukan dulu, lakukan begitu, dekat dengan masyarakat,” kata Dimyati.

Dimyati berharap, Pemerintahan Daerah saat ini harus dekat dengan masyarakat seperti menggelar rapat bersama tokoh masyarakat untuk membahas apa yang menjadi keinginan masyarakat.

“Supaya masyarakat merasakan memiliki pemimpin. Kalau disurvei ini tingkat pengenalan publik kepada Bupati dan Wakil Bupati kan kurang juga, karena apa, karena jarang hadir di tengah-tengah publik,” harap dia.

Selain itu, dirinya juga menyampaikan agar program Pemerintah Kabupaten Pandeglang, memprioritaskan masyarakat sebagai tujuan dan sasaran, bukan sekedar ingin mendapatkan pujian dari Pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi.

“Yang utama mimpin itu bukan Gubernur bukan Menteri bukan Presiden, yang utama adalah masyarakat. Masyarakat yang harus ditekankan. Ini yang saya lihat koridornya jauh nih, targetnya beda nih. Ini lebih seneng dipuji dapat penghargaan dicintai oleh pusat, oleh provinsi, bukan oleh masyarakat. Nah sekarang dibalik, dipuji, dipercaya, dihargai oleh masyarakat. Nah ini yang paling utama. Nah kalau koridor melenceng begitu, udah satu periode saja,” ungkapnya.

Dimyati pun mengaku tidak merasa berat hati meskipun kritikannya itu disampaikan langsung kepada media, walaupun yang dikritiknya adalah istrinya sendiri.

“Enggak, bapak ini milik orang pandeglang. Bapak orang Pandeglang, apapun yang terjadi dengan Pandeglang, ini tanggung jawab saya. Program-program yang diturunkan dari pusat ke daerah ini tanggung jawab saya. Karena kecintaan,” tutur dia. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.