Tasyakuran Nelayan Carita Usung Tema Carita Aman dan Bangkit

Puluhan perahu memeriahkan tasyakuran nelayan di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, Rabu (04/09/2019).
KRAKATAURADIO.COM, CARITA - Masyarakat nelayan di Kecamatan Carita dan sekitarnya menggelar tasyakuran nelayan atau ruat laut yang sudah menjadi sebuah tradisi dan budaya yang dilakukan oleh warga wilayah pesisir pantai, di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Desa Carita, Senin (02/09) sampai Rabu (04/09/2019). Kegiatan ini mengusung tema Carita Aman Carita Bangkit.

Berdasarkan pantauan, pesta nelayan ini berhasil menyedot antusias masyarakat untuk datang melihat kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahun tersebut. Acara ini juga dijadikan momen bagi masyarakat sekitar untuk berdagang.

Dalam sambutan Bupati Pandeglang yang dibacakan Kepala Dinas Perikanan, Wowon Dirman, mengapresiasi adanya kegiatan tasyakuran nelayan ini. Menurut dia, kegiatan tersebut diharapkan mampu membangkitkan semangat para nelayan dalam menangkap ikan.

Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat wilayah pesisir agar dapat menjaga kebersihan dilingkungannya masing-masing dan tidak membuang sampah ke laut maupun ke sungai atau kali.

“Mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menjaga keseimbangan ekosistem karena ekosistem yang seimbang sama dengan kita melestarikan alam. Cara melestarikan alam laut dapat dilakukan dengan berbagai cara pertama kita tidak membuang sampah dilaut maupun disungai karena itu akan menimbulkan limbah kemudian dalam mengambil ikan jangan sampai mengambil ikan dengan peralatan yang tidak ramah lingkungan,” ujarnya.


Ditempat yang sama, Kepala Desa Carita, Ganda Wijaya mengatakan, acara ini merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekayaan laut yang berlimpah.

Mengenai tema Carita Aman Carita Bangkit, kata dia, hal itu sebagai bentuk dukungan masyarakat untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata di Carita yang anjlok pasca adanya bencana tsunami, akhir tahun lalu.

“Potensi yang ada di Carita yang kawasan wisata ini bisa normal kembali jadi pengunjung wisatanya kaya seperti biasa karena pasca tsunami ini banyak kendala, hotel-hotel kosong, tempat wisata di pinggir pantai kosong,” katanya.

Sementara itu, Ketua pelaksana kegiatan, Didi Syarif menjelaskan, tasyakuran nelayan tahun ini diramaikan dengan berbagai kegiatan diantaranya istighosah, lomba voli, penampilan wayang golek dan ruat laut.

“Tasyakuran laut itu adat istiadat setiap tahun. Acaranya tahun ini istighosahan, voli ball putri, wayang golek 2 hari 2 malam, pawai ke laut untuk membuang (kepala) kerbau meminta kepada Tuhan yang maha kuasa, meminta kemakmuran di laut, itu sudah tradisi,” katanya.


Menurut dia, tradisi membuang kepala kerbau dilaut merupakan tradisi dan adat istiadat yang sudah dilakukan secara turun temurun.

“Jadi kepala kerbau dagingnya diambil untuk dimakan kita semua. Kepala kerbaunya dibungkus pake kain merah kuning pake kembang terus pake minyak wangi juga. Itu udah adat istiadat dibuang ke tengah laut,” paparnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.