Bupati Pandeglang Targetkan Angka Balita Stunting Turun

Bupati Pandeglang, Irna Narulita.

KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Angka stunting atau kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya di Kabupaten Pandeglang mencapai 7.000 kasus dari total jumlah balita. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang pun menargetkan bisa menurunkan angka stunting pada tahun 2022.

 

Bupati Pandeglang, Irna Narulita menuturkan, saat ini Pemkab Pandeglang sedang menyusun perencanaan untuk program tahun 2022. Hal ini, kata Irna, supaya tidak terjadi lonjakan kasus stunting di Pandeglang.

 

“Kita libatkan semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dengan membuat cross-cutting program, semua OPD harus buat program percepatan penurunan kasus stunting,” kata Irna pada acara Rembug Stunting, Rabu (08/09).

 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, dari hasil penimbangan bulan balita 2021, tercatat ada 7.000 kasus atau 13,4 persen angka stunting di Pandeglang. Angka ini turun sebesar 7,8 persen dari data tahun 2020 sebesar 21,2 persen.

 

Menurut dia, meskipun saat ini kasus stunting di Pandeglang mengalami penurunan, namun upaya percepatan pencegahan harus terus dilakukan mulai dari tahap perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi.

 

Disampaikan Irna, penurunan stunting ini perlu intervensi oleh semua pihak baik OPD terkait dan masyarakat.

 

“Kita lakukan penanganan ibu hamil dari 1.000 hari pertama kehidupan, untuk itu ibu hamil akan terus kami pantau sehingga anak lahir dalam kondisi sehat,” ungkapnya.

 

Baca: Pemkab Pandeglang Terima Bantuan Penanganan Covid-19 dari Kadin Banten

 

Baca: Jaga Kualitas Pilkades Serentak Bersih, UT Serang Akan Bekali Calon Kades se-Banten Melalui Webinar

 

Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Pandeglang, Rd Dewi Setiani mengatakan, penurunan kasus stunting butuh keterpaduan melalui intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.

 

“Angka stunting terus menurun tiap tahun di Pandeglang. Tahun 2018 menunjukkan 39,5 persen, tahun 2019 sebanyak 34,1 persen, tahun 2020 sebanyak 21,2 persen dan pada tahun 2021 menjadi 13,4 persen,” tuturnya.

 

Menurut Dewi, intervensi penurunan stunting dilakukan dengan 8 aksi diantaranya aksi rembuk stunting.

 

“Aksi rembuk stunting ini akan sangat cepat mendorong percepatan penurunan kasus, sebab semua pihak terlibat tidak hanya dinas kesehatan,” pungkasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.