Tidak Dapat Izin Orangtua, Vaksinasi Anak di Pandeglang Baru Capai 29 Persen

Vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kabupaten Pandeglang.

KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Capaian vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kabupaten Pandeglang masih jauh dari target. Pasalnya sampai saat ini, capaian vaksinasi anak di Kabupaten Pandeglang baru mencapai 29,03 persen dari target 139.135 anak.

 

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Pandeglang, Sutoto mengatakan, vaksinasi anak terus dilakukan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Puskesmas serta stakeholder lainnya.

 

“Vaksinasi anak kalau untuk yang usia SMP udah 70 persen lah, tapi yang masalah yang SD agak terkendala nih, baru sekitar 29 persen ke posisi 30 persen,” kata dia, Jumat (18/03).

 

Ia mengatakan, kendala vaksinasi anak yakni masih banyaknya orangtua atau wali siswa yang tidak mengizinkan anaknya divaksin.

 

“Memang kalau SD kaitannya dengan orang tuanya, kan masih banyak di Pandeglang orang tua yang belum divaksin sehingga ketika anaknya divaksin ya tadi lah, banyak yang tidak ngizinin,” ujarnya.

 

Namun begitu, kata dia, pelaksanaan vaksinasi terus dilakukan dengan cara mendatangi sekolah-sekolah. Meskipun para siswa belajar daring kembali beberapa waktu lalu, tapi semua itu tidak menjadi kendala bagi petugas untuk terus melaksanakan program vaksinasi.

 

“Kita sih targetkan sebelum tahun ajaran baru sudah 50 persen. Tahun ajaran baru kan dimulai bulan Juli, penerimaan siswa baru bulan Juni berarti kita Mei itu harapannya sudah mencapai 50 persen. Pokoknya patokannya kalau sudah level 2 (PPKM) itu bisa 100 persen, sekarang ini kita kan masih level 3 maka tatap mukanya baru 50 persen,” terangnya.

 

Baca: Pemkab Siap Permudah Investasi di Pandeglang Lewat Aplikasi Sigampang, Launching 1 April

 

Baca: Ustadz Adi Hidayat Bakal Ceramah pada Peringatan Isra Mi'raj dan Tasyakuran Hari Jadi Pandeglang ke-148

 

Terpisah, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Pandeglang, Samsudin membenarkan, faktor tidak adanya izin orangtua menjadi kendala vaksinasi anak. Selain itu, faktor berita bohong atau hoax juga turut berpengaruh.

 

“Kendalanya itu tadi, hoax sudah muncul sebelum vaksinasi tapi kita dengan adanya testimoni yang sudah divaksin mereka lambat laun sudah naik lagi. Memang rata-rata itu keluarga yang menolak memang orangtuanya yang tidak divaksin,” tutur dia.

 

Namun, dirinya menekankan agar pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun terus digencarkan. Selain mencegah penularan Covid-19 dikalangan anak-anak, vaksinasi ini sebagai upaya untuk mendukung proses pembelajaran tatap muka secara normal. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.