Antisipasi Erupsi Besar, Ini Peralatan yang Sudah Terpasang di GAK

Ilustrasi seismograf (ANTARA FOTO).

KRAKATAURADIO.COM, LAMPUNG - Pemerintah telah memasang sejumlah peralatan untuk memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) yang akhir-akhir ini erupsi kembali. Apalagi letusan gunung ini sebelumnya telah menyebabkan bencana tsunami pada tahun 2018 lalu dan menyebabkan pesisir pantai di Pandeglang terdampak.

 

Kepala Pos Pemantau GAK di Pasauran, Kabupaten Serang, Deny Mardiono menjelaskan, peralatan yang terpasang ini untuk memantau aktivitas GAK, baik dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan pihak lainnya.

 

“Dari pihak yang berwenang sudah ada peralatan yang dipasang di sana apabila terjadi gelombang tinggi lagi walaupun sekecil apapun akan diinfokan oleh pihak yang terkait,” kata dia.

 

Ia menerangkan, PVMBG sudah memasang berbagai alat untuk memantau kegempaan dan alat untuk memantau aktivitas GAK. Selain itu BMKG juga, kata dia, telah memasang alat pemantau gelombang tinggi.

 

Menurut Deny, hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi dan diharapkan dengan adanya alat-alat ini dapat meminimalisir dampak yang akan terjadi.

 

“Kalau dari badan geologi kami sudah memasang di sekeliling gunung itu sudah komplit dari segi kegempaan kemudian deformasinya kemudian dari CCTV kita pasang 5 titik, itu yang dari kegunungapian. Kalau untuk dari segi gelombang tingginya dari pihak BMKG dan lembaga yang terkait sudah melakukan pemasangan di 2 titik yaitu di pulau rakata dan pulau panjang,” terangnya.

 

Baca: Masa Jabatan Habis Tahun 2024, Ini Sejumlah PR Bupati Pandeglang

 

Baca: Keren, Pemdes Bandung Pandeglang Dirikan Mina Agrowisata Bukit Sinyonya

 

“Mudah-mudahan kedepannya apabila ada sesuatu yang mencurigakan dari gelombang laut yang ada di selat sunda nanti akan diberitahukan lebih cepat, lebih dini dari pihak yang berwenang,” sambung dia.

 

Sebagai bentuk kesiapsiagaan, pihaknya mengaku sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah (Pemda) melalui berbagai pertemuan.

 

“Dari kami melakukan sosialisasi, kami biasanya di akhir Desember itu mendapat undangan ke dinas pariwisata provinsi untuk sosialisasi memberikan pencerahan kondisi terkini dari gunung anak Krakatau,” ucap dia.

 

Baca: GAK Kembali Erupsi, Nelayan Diminta Tidak Beraktivitas di Radius 5 Km dari Kawah Aktif

 

Lebih lanjut dirinya berpesan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak termakan isu-isu hoaks yang beredar tentang GAK. Pihaknya pun meminta agar masyarakat mengikuti imbauan dari pemerintah.

 

“Masyarakat tetap tenang tetap melakukan kegiatan seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang anak krakatau yang meresahkan, mengikuti arahan dari BPBD setempat. Kegiatan yang kita pantau ini benar-benar secara nyata gitu kan dan masyarakat tetap patuhi rekomendasi kita bahwa 5 kilometer tidak boleh didekati dan jangan salah persepsi bahwa jaraknya itu kan 42 kilometer dari bibir pantai Carita dan sekitarnya,” pungkasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.