3 Mesin Perahu Nelayan di Carita Dicuri, Kerugian Capai Puluhan Juta
![]() |
Salah satu mesin tempel yang hilang milik kelompok Konservasi Alam Bawah Laut (KABL) di Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. |
KRAKATAURADIO.COM, CARITA - Nelayan dan pegiat lingkungan di Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, digegerkan dengan hilangnya tiga mesin tempel dari tiga perahu nelayan pada Jumat (06/06/2025) pagi. Pencurian diduga terjadi saat malam takbir Idul Adha yang menyebabkan kerugian puluhan juta.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tiga mesin tempel ini yaitu Yamaha 15 pk milik kelompok Konservasi Alam Bawah Laut (KABL), Yamaha 25 pk milik nelayan atas nama Hamid (32) dan Honda 20 pk milik nelayan atas nama Abidin (39) yang diparkir di satu lokasi yakni di Marina Sabero, Kampung Sanghiang, Desa Sukarame, Carita.
Dari keterangan, pencurian mesin ini diduga terjadi dini hari. Warga menduga pencuri menggunakan perahu dan mengenal medan atau target lokasi.
Ketua kelompok KABL Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Arif menuturkan, awalnya setelah menunaikan sholat ied, ia mendengar informasi bahwa perahu yang dikelola kelompoknya hilang. Tadinya ia berpikir perahunya digunakan rekannya memancing.
“Namun dikarenakan pas di sebelah kiri dan kanan perahu itu hilang mesinnya, teman-teman semuanya pada kaget. Akhirnya selepas sholat ied itu langsung ke lokasi di Marina Sabero,” kata dia, Sabtu (07/06).
Mendapati mesin tempel hilang, lanjutnya, warga kemudian melaporkan hal tersebut ke kepolisian dan langsung melakukan pencarian perahu yang hilang.
“Menulusuri pinggiran dan pulangnya melalui tengah dan melihat salah satu perahu yang terombang ambing di tengah dan betul saja bahwa perahu tersebut terbawa arus namun mesinnya ketiga tiganya itu hilang,” terangnya.
Baca: Polsek Carita Dukung Ketahanan Pangan Lewat Tanam Jagung
Baca: DPD KNPI Pandeglang Siap Melaksanakan Rapimpurda dan Musda ke-XII
Ditempat sama, Hamid (32) dan Abidin (39), nelayan yang mesin tempelnya dicuri, mengaku dampak dari hilangnya mesin tempel ini sangat merugikan mereka. Hal ini mengingat perahu tersebut sangat diandalkan dalam mencari rezeki sehari-hari.
“Dampaknya banyak banget karena saya nelayan hidup di laut, selain itu juga saya hidup di pariwisata suka bawa pengunjung. Kita juga sering nyari ikan di sini, keperluan bagang, pokoknya banyak banget kerugiannya,” ucap Hamid.
“Kalau saya kan sehari-harinya kan ngebagang, sekarang kan mesinnya hilang udah gak bisa ngebagang lagi,” tutur Abidin.
Kerugian yang dialami para korban diperkirakan mencapai puluhan juta. Dengan estimasi perkiraan harga tiga mesin tempel baru mencapai Rp 90 juta, sementara harga mesin bekas mencapai Rp 45 juta.
Sejak kehilangan mesin tempel, para nelayan tidak dapat mencari rezeki seperti biasanya. Sementara perahu milik kelompok KABL sangat berguna untuk keperluan konservasi dan edukasi. Mereka berharap pelaku pencurian dapat segera ditangkap.
Baca: Idul Adha 1446 H, PPDQ Panguseupan Bagikan 700 Kupon
Terpisah, Kapolsek Carita, Iptu Toerip Tasega mengaku telah mendapatkan laporan hilangnya tiga mesin tempel ini. Menurut dia, jajarannya telah meneruskan kasus ini ke Satpolair dan membantu melakukan penyelidikan.
“Kami bantu untuk melakukan penyelidikan terkait hilangnya mesin tempel ini. Untuk keterangan-keterangan dari saksi-saksi kita butuhkan untuk mengungkap identitas pelaku,” tutur dia.
Pihaknya juga mendorong warga atau nelayan yang mengetahui terkait kasus ini untuk dapat menginformasikan agar kasus ini segera terungkap.
“Kami butuh informasi dari nelayan untuk bantu mengungkap kasus ini,” pungkasnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar