Diterjang Angin Kencang, Atap Kelas MTsN 7 Pandeglang Ambruk
![]() |
| Atap bangunan MTsN 7 Pandeglang, ambruk diterjang angin kencang yang terjadi pada Selasa (21/01/2025) sekira pukul 18.30 WIB. |
KRAKATAURADIO.COM, ANGSANA - Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Angsana, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengakibatkan atap salah satu ruangan kelas di MTsN 7 Pandeglang ambruk.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini namun kerusakan yang ditimbulkan diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Ketua Forum Komunikasi Kampung Siaga Bencana (FK KSB) Provinsi Banten, Beni Madsira mengatakan, kejadian tersebut berlangsung pada Selasa (21/01/2025) sekira pukul 18.30 WIB.
Menurut dia, ambruknya atap gedung ini diduga akibat bangunan yang sudah tua dan diterjang angin kencang.
“Kejadian ini sekitar pukul 18.30 malam karena memang hujan yang terus terusan mengguyur wilayah kecamatan Angsana khususnya kemudian ditambah memang kondisi bangunan gedung ini sudah mulai rapuh karena sudah lama dari tahun 1998,” kata dia, Rabu (22/01).
Akibatnya, reruntuhan puing atap yang hancur juga tampak berserakan. Pihaknya sudah melakukan pendataan bersama dengan satuan Muspika Angsana.
Sementara, Kepala Sekolah MTsN 7 Pandeglang, Yanti Mariah menuturkan, ruangan tersebut tadinya digunakan sebagai kelas yang diisi 30 siswa kelas VIII. Namun karena kondisi bangunan yang sudah rapuh, puluhan siswa tersebut akhirnya dipindahkan ke ruang kelas lainnya sejak 2 minggu lalu.
“Sebetulnya itu ruang belajar kemudian di sekat dengan ruang OSIS. Beberapa hari ini sengaja kita kosongkan karena memang di musim penghujan musim angin juga siswa kita relokasi digabung. Satu kelas itu digabung dengan kelas-kelas lain sehingga kelas yang sekarang gemuk semua,” ujarnya.
Baca: Anggaran Rp 2,4 Miliar untuk Pilkades Sudah Disiapkan Pemkab Pandeglang
Baca: Hujan Masih Guyur Pandeglang, Relawan KSB Siap Siaga
Pihaknya mengaku resah dengan kondisi bangunan rapuh tersebut. Apalagi jika intensitas curah hujan tinggi, maka sekolahnya akan kebanjiran dan menghambat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
“Ruangan kelas sekarang ada 4 ruangan, kemudian ruang guru 1, ruang kepala 1, ruang TU 1, kemudian ada aula. Itu semua bangunan lama semua, jadi sudah sangat mengkhawatirkan proses pembelajaran juga sambil ngadeg-deg lah istilahnya ya, khawatir ketika anak belajar tiba-tiba atapnya roboh dan lain sebagainya,” ucap dia.
Ia mengaku telah mengajukan bantuan proposal terkait bangunan tersebut sejak beberapa tahun terakhir. Namun hingga kini usulan tersebut belum direalisasikan.
“Mudah-mudahan setelah bangunannya ini roboh ya segera ada realisasi dari pihak manapun itu kami berharap baik dari kemenag atau dari kabupaten dan provinsi. Siapa pun yang memang itu membantu ke kami saya harapkan secepatnya agar kegiatan KBM tidak terhambat,” katanya.
Ditempat sama, Camat Angsana, Acep Jumhani mengaku prihatin dengan kejadian ini. Ia menyatakan siap membantu pengajuan bantuan bangunan sekolah tersebut.
Selain itu, ia juga menyarankan pihak sekolah agar mengusulkan bantuan dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang).
“Kita coba lah memohon kepada pemerintah baik daerah sampai
pusat di buat proposal kebencanaan aja dulu. Yang lewat proposal terus kita
coba, lewat musrenbang desa, kecamatan dan sampai kabupaten. Mudah-mudahan
terakomodir walaupun di bawah naungan kemenag,” tandasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar