Nenek Tinggal di Rumah Tak Layak Huni dan Asuh Anak Berkebutuhan Khusus
![]() |
Nenek Salimah (66) dirumahnya yang tidak layak huni, di Kampung Badur RT 02 RW 01, Desa Rancateureup, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. |
KRAKATAURADIO.COM, LABUAN - Seorang nenek di Kampung Badur RT 02 RW 01, Desa Rancateureup, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Salimah (66) hidup di rumah yang tidak layak huni. Ia tinggal bersama anaknya, Salina (30). Diketahui Salimah juga harus mengasuh Salina yang memiliki kebutuhan khusus.
Ditemui di rumahnya, Salimah baru saja pulang dari memungut buah jebug atau pinang dan melinjo. Selain itu ia juga sedikit mengalami gangguan pendengaran. Ia telah ditinggal suaminya puluhan tahun lalu.
Atas kondisi tersebut, Salimah tetap tegar mengurus anaknya yang memiliki kebutuhan khusus. Keduanya tinggal di rumah yang tidak layak huni. Rumah tersebut memiliki dua kamar.
Tetapi, atapnya seakan mau roboh, bahkan harus di topang menggunakan bambu, bilik rumah sebagian sudah jebol, pakaian dan perabotan berserakan. Selain itu di rumahnya banyak terdapat kayu bakar, yang mereka kumpulkan untuk memasak.
Ibu Limah mengaku, tidak dapat berbuat banyak untuk perbaikan rumahnya karena untuk menutupi kebutuhan sehari-hari saja, harus memungut buah yang nanti di olah.
“Atuh kitu bae nyiar, aya ieu (buah) di bawa, boga batur kitu nyah menang mulung. Mulung lain ngala. Jebug jeung di jual deui (Ya begitu tiap hari mencari, ada ini buah pinang dan melinjo di bawa, punya orang dapat memulung. Dapat memulung bukan mengambil. Buah pinang buat di jual lagi,” kata dia, Selasa (01/07).
Baca: Kopdes Merah Putih di Pandeglang Sudah Miliki SK Badan Hukum
Baca: Peduli Ponpes, YBM BRILiaN Salurkan Bantuan Paket Rendang
Ia memaparkan, kondisi rumah tersebut sudah terjadi puluhan tahun lamanya. Saat hujan deras dan angin kencang, ia mengaku khawatir rumahnya roboh. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari ia kerap membawa hasil buah yang ia pungut di kebun untuk di olah. Hasilnya untuk dibelikan beras.
“Atuh ieu ja ieu la ngajual ieu la, menang sakilo tah dua kilo. Ke itu di poe di belahan. Ke ges eta di jual, ke kabeuli saliter setengah, dua liter beras (Ya begitu menjual buah ini, dapat sekilo atau dua kilo. Nanti ini di jemur di belah. Udah gitu di jual, nanti kebeli beras satu liter, dua liter,” ujarnya.
Tetangga Salimah, Husen (73) mengaku sering mengajukan bantuan untuk perbaikan rumah. Menurut dia, saat hujan deras dan angin kencang warga sering menjemput Ibu Limah dan anaknya mengingat kondisi rumahnya yang tidak layak huni.
“Tiap hari dia paling kalau ada melinjo di kebun orang dia mulung, terus di olah untuk di jual. Tiap hari itu. Saya minta kepada pemerintah atau yang kuasa di pemerintah, tolong untuk tinggal diam karena kondisinya tidak layak,” imbuhnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar