Jembatan Penghubung Kecamatan di Pandeglang Bertahun-Tahun Ambruk
![]() |
| Salah satu pedagang keliling melintasi jembatan penghubung di Desa Kubangkondang, Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang, Minggu (20/07/2025). |
KRAKATAURADIO.COM, CISATA - Jembatan penghubung antar Kecamatan Cisata dengan Pagelaran di Kabupaten Pandeglang, Banten, bertahun-tahun ambruk dan mengakibatkan aktivitas warga terhambat. Bahkan, kini jembatan tersebut tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Akibatnya, pengendara harus melintasi jalan alternatif yang lebih jauh.
Berdasarkan pantauan, Minggu (20/07), jembatan yang memiliki panjang sekira 7 meter dengan lebar 5 meter ini membentang di atas sungai Cileumpang, tepatnya di Kampung Pasir Koer, Desa Kubangkondang, Kecamatan Cisata. Jembatan ini diketahui telah ambruk sejak tahun 2022 yang lalu.
Jembatan yang rusak ini nampak diberi alas berupa plat baja untuk dijadikan jembatan sementara. Namun kini sebagian plat baja juga rusak karena bantalan dari pohon kelapa sudah lapuk dan hanya sebagian yang masih kuat. Akibatnya, hanya kendaraan roda dua yang dapat melintasi, sementara roda empat tidak dapat melewati karena khawatir terjembab.
Salah satu pengendara roda empat, Aliyudin mengaku tidak bisa melewati jembatan karena kondisinya yang rusak.
“Kalau saat ini saya harus balik lagi kayanya, saya gak berani karena beresiko banget karena bisa merusak kendaraan bos saya,” kata dia.
Pria yang bekerja sebagai sales ini mengaku, dengan rusaknya jembatan, maka ia harus memutar ke arah lain yang memakan waktu 1 jam lamanya. Sementara jika jembatan tersebut dalam kondisi baik, perjalanan dapat ditempuh hanya sekira 10 menit.
Pengendara roda empat lainnya, Camong juga mengaku tidak berani melewati jembatan tersebut. Menurut dia, kerusakan jembatan sudah terjadi sejak beberapa tahun.
“Boro-boro bisa lewat ini mah. Jembatan begini, harus parkir lagi. Ini rusaknya sudah lama cuma memaksakan diri tadinya akhirnya hancur juga,” ujarnya.
Saat awak media tengah meliput, terdapat petugas PLN yang tengah bekerja memasang penghalang binatang di tiang listrik, juga harus memarkirkan mobilnya. Mereka akhirnya harus berjalan kaki sambil membawa sejumlah peralatan.
“Pasang penghalang binatang jalur sini. Kondisi jembatan gak bisa mobil kita terpaksa berjalan kaki jarak sekiloan lah sambil bawa tangga,” imbuh salah satu petugas, Basuni.
Baca: Menteri PPPA Dorong Anak Indonesia Lestarikan Permainan Tradisional
Baca: Pelaksanaan Pilkades Serentak di 116 Desa Belum Jelas
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Kubangkondang, Egis Ferli Setia mengatakan, jembatan ini ambruk akibat usia yang sudah tua dan diduga akibat diterjang banjir sejak tahun 2022 lalu.
Menurut Egis, sejak akses penghubung dua kecamatan tersebut terputus, Pemerintah Desa (Pemdes) Kubangkondang bersama warga sudah beberapa kali melakukan penanganan.
“Itu jalan status kabupaten penghubung kecamatan Cisata dengan Pagelaran. Itu dari tahun 2022 jembatannya ambrol, terus swadaya masyarakat pakai pohon kelapa. Habis itu bantuan dari dinas PU berupa jembatan sementara. Habis itu rusak lagi sampai kami swadaya sampai 4 kali ngelas jembatan sementara, sampai sekarang gak bisa dilalui lagi,” ungkap dia.
Ia menuturkan, penyebab jembatan itu ambrol akibat usia bangunan yang sudah tua ditambah karena diterjang banjir yang melanda sejumlah wilayahnya. Banjir sendiri diakibatkan menyempitnya badan sungai setempat.
Egis menjelaskan, jembatan tersebut merupakan akses bagi warga, petani, dan pelajar ke sekolah. Ketika jembatan tersebut ambruk, mengakibatkan terhambatnya aktivitas warga.
“Yang kami inginkan jembatan dibangun secara permanen. Untuk itu kami meminta pelebaran sama ditinggikan agar jembatan ini bertahan lama,” pungkasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar