Kedapatan Naikan Tarif Angkutan, Bupati Minta Kembalikan Uang Penumpang
Bupati Pandeglang, Irna Narulita meminta kernet mengembalikan uang lebih kepada penumpang di terminal Kadubanen, Jumat (31/05/2019). Foto instagram Humas Pandeglang. |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) tarif angkutan umum
di terminal Kadubanen, Bupati Pandeglang, Irna Narulita mendapati hampir semua
angkutan umum jenis bus dan minibus atau elf menaikan tarif seenaknya. Bahkan
ada yang menaikkan tarif hingga 150 persen. Untuk itu, Bupati meminta
kernet untuk mengembalikan uang penumpang.
Adapun, tarif angkutan lebaran sama seperti tarif
angkutan di hari-hari biasanya atau tidak mengalami kenaikan.
Dalam sidak yang dilakukan Jumat (31/05), Irna yang didampingi
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), setidaknya melakukan sidak dengan cara
langsung masuk ke dalam bus dan minibus dan berdialog dengan para penumpang.
Hasilnya, selama satu jam dirinya melakukan sidak setidaknya
ada 10 bus dan beberapa minibus terbukti melakukan pelanggaran dengan menaikkan
tarif di luar batas yang telah disepakati dan ditentukan oleh Kementerian
Perhubungan.
“Harusnya 36 ribu ternyata ada yang kenaikannya hingga 100
persen bahkan ada yang 150 persen. Maka dari itu saya minta untuk dikembalikan.
Saya juga meminta penumpang untuk mencatat nomor saya khawatir adanya
pengembalian uang membuat penumpang diturunkan ditengah jalan. Saya apresiasi
Arimbi yang sudah menempel dan memberlakukan sesuai tarif angkutan, tinggal
Asli dan Murni yang belum punya itikad baik,” katanya.
Menurut Irna, dengan terbukti melakukan pelanggaran, dirinya
akan memanggil para pengurus angkutan tersebut. Jika tidak mengindahkan
panggilan tersebut, maka Bupati akan berkirim surat ke Kementerian Perhubungan
(Kemenhub) untuk mencabut trayek yang bersangkutan.
“Banyak pelanggaran yang dilakukan salah satunya tarif
angkutan yang seenaknya. Saya akan panggil pengurusnya sore ini, jika tidak ada
itikad baik saya akan bersurat kepada kementerian karena yang berwenang
mencabut trayeknya,” ujar Irna.
Selain kenaikan tarif seenaknya, Irna juga kesal dengan
kelakuan para awak angkutan umum yang tidak memasang stiker tarif. Padahal seharusnya
stiker itu terpasang di kaca depan agar penumpang tahu tarif yang resmi berapa.
Selain itu ada beberapa kendaraan yang tidak memasang stiker uji laik jalan.
“Saya juga menyarankan kepada Kadishub agar membuka posko dan
call center aduan apabila ada awak bus yang seenaknya menaikan tarif. Hal itu
agar masyarakat merasa tidak terbebani dengan tingkah awak angkutan yang
meminta ongkos seenaknya. Aduan tidak harus datang ke posko aduan seharusnya
ada SMS Center atau Whatsapp Center,” imbuhnya.
Sementara itu salah seorang penumpang Elf, Evi mengaku
keberatan dengan ongkos yang diminta oleh kondektur. Pasalnya ongkos yang
diminta naik hingga 100 persen dari harga hari-hari biasa. Bahkan ketika
dirinya mempertanyakan kenaikan tarif itu pada kondektur dengan mudahnya
kondektur berkata jika hal itu sudah wajar di setiap arus mudik dan arus balik.
“Menes-Balaraja 70.000 biasanya cuman 35.000. Engga ngasih tau
cuman dia bilang udah biasa mau lebaran, ya keberatan,” ungkapnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar